Suara.com - Buang air besar (BAB) bisa menjadi indikator gejala suatu penyakit berbahaya. Salah satu gejala penyakit kanker usus. Oleh sebab itu penting untuk memperhatikan bentuk serta konsistensi BAB.
Setiap perubahan "terus-menerus dan tidak dapat dijelaskan" dalam kebiasaan buang air besar, termasuk tinja bertekstur longgar, harus dicatat.
Meskipun mungkin memalukan untuk berbicara dengan dokter tentang kebiasaan buang air besar hal itu bisa membantu.
Tanda-tanda peringatan lain dari kanker usus dapat mencakup pendarahan dubur, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, perasaan lelah, dan/atau nyeri atau benjolan di daerah perut.
Dilansir dari Express UK, sbelum pergi ke dokter, catat setiap perubahan dalam kebiasaan buang air besar atau gejala lainnya.
"Temui dokter Anda dalam waktu tiga minggu setelah melihat adanya perubahan pada usus Anda. Jika Anda mengalami pendarahan dari pembukaan saluran belakang (anus) Anda, Anda harus segera menemui dokter Anda."
Bersiaplah dokter mungkin memeriksa untuk melihat apakah ada benjolan kanker atau area lunak. Sebagai bagian dari pemeriksaan, dokter mungkin mengatur pemeriksaan tes darah apakah hati dan ginjal bekerja dengan baik.
"Bahkan jika Anda sendiri tidak melihat ada darah di kotoran Anda, dokter umum Anda dapat mengatur tes, seperti kolonoskopi, untuk memeriksa bahwa tidak ada darah tersembunyi di kotoran Anda," tambah badan amal itu.
Jika dirujuk ke rumah sakit, seorang biasanya diperiksa dalam waktu dua minggu setelah janji temu dengan dokter Anda.
Baca Juga: Viral Cara Pengantin Wanita BAB Pakai Gaun Pengantin yang Panjang
"Kebanyakan orang yang dirujuk ke rumah sakit tidak menderita kanker," badan amal itu meyakinkan.
Rujukan rumah sakit, bagaimanapun, akan memberi Anda peluang terbaik untuk pengobatan yang berhasil jika Anda memang menderita kanker. Janji rawat jalan mungkin melibatkan endoskopi (tabung kecil dan tipis dengan kamera untuk melihat ke dalam tubuh) atau kolonoskopi virtual.
Ada beberapa jenis endoskopi, seperti sigmoidoskopi fleksibel yang melihat ke dalam rektum. Sigmoidoskopi fleksibel mungkin juga melibatkan spesialis medis yang melakukan biopsi untuk memeriksa kanker.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif