Suara.com - Gangguan stres pada anak-anak sering kali dianggap enteng oleh orang dewasa. Padahal, meski belum dibebani tanggung jawab sebanyak orang dewasa, anak juga sama rentannya mengalami stres.
Sebelum terjadi pandemi Covid-19, anak juga berisiko alami stres akibat tekanan tertentu. Seperti, masalah di rumah ataupun bullying di sekolah.
Menurut Dokter spesialis anak dr. Eva Devita, Sp.A(K)., risiko stres pada makin besar selama pandemi.
"Selama pandemi banyak hal yang bisa jadi sumber stres pada anak. Apabila tidak diatasi dengan baik bisa memicu gangguan kesehatan mental," kata dokter Eva dalam webinar Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Minggu (28/11/2021).
Ia mengungkapkan, dari hasil penelitian global ditemukan kalau 1 dari 6 anak di dunia yang berusia 2 sampai 8 tahun memiliki gangguan mental, perilaku, maupun perkembangan. Risiko kondisi tersebut harus menjadi perhatian orangtua untuk mengenali gejala stres pada anak selama masa pandemi.
Menurut dokter Eva, pemicu stres pada anak selama pandemi tidak lepas dari penutupan sekolah. UNICEF mencatat terjadi penutupan sekolah di 188 negara pada tahun lalu.
"Indonesia sendiri ada 80 juta anak yang terdampak Covid-19, ada yang sulit mengakses internet karena keterbatasan gadget untuk proses pembelajaran daring, ada yang kemudian jadi putus sekolah, bahkan menjadi korban kekerasan dari orang tua karena tidak bisa mengikuti proses pembelajaran secara daring," tutur dokter Eva.
Masalah di dalam rumah juga jadi salah satu pemicu stres anak. Ia mengungkapkan kalau data kekerasan terhadap anak meningkat hanya dalam 6 bulan pertama masa pandemi 2020. Tercatat ada 3.087 kasus sampai dengan periode 2021.
"Kasusnya belum juga menurun dan angka kekerasan tersebut sebagian besar adalah angka kekerasan seksual yang diikuti oleh kekerasan fisik dan psikis," kata dokter Eva.
Baca Juga: Pilih Hidup Sendiri dengan Tidak Menikah, Alasan Anak Ahok Begini
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan