Suara.com - Peringatan Hari AIDS Sedunia setiap tanggal 1 Desember menjadi pengingat bahwa infeksi HIV masih mengancam masyarakat dunia.
Laporan terbaru UNICEF mengatakan, 300.000 anak positif terinfeksi HIV pada tahun 2020. Dengan kata lain, ada satu anak yang positif HIV tiap 2 menit.
Lebih parahnya, laporan Global Snapshot menunjukkan setiap 5 menit, satu anak meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan AIDS. Jumlah anak-anak yang meninggal karena AIDS di tahun 2020 mencapai 120.000 orang.
Laporan tersebut memperingatkan, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga memperdalam ketidaksetaraan yang telah lama mendorong epidemi HIV. Di mana ini terjadi pada anak-anak yang rentan, remaja, wanita hamil, dan ibu menyusui.
“Epidemi HIV memasuki dekade kelima di tengah pandemi global yang membebani sistem perawatan kesehatan, serta membatasi akses layanan penyelamat jiwa. Sementara itu, meningkatnya kemiskinan, masalah kesehatan mental dan pelecehan, berisiko meningkatkan infeksi pada anak-anak dan perempuan,” ungkap Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, dalam pernyataan tertulis.
“Kecuali jika kita mau meningkatkan upaya untuk menyelesaikan ketidaksetaraan yang mendorong epidemi HIV, yang sekarang diperburuk Covid-19. Kita mungkin melihat lebih banyak anak terinfeksi HIV dan lebih banyak anak kehilangan perjuangan melawan AIDS,” ungkap Fore.
Lebih mengkhawatirkan, 2 dari 5 anak yang hidup dengan HIV di seluruh dunia tidak mengetahui status mereka, serta hanya separuh anak dengan HIV saja yang menerima pengobatan antiretroviral (ART).
Beberapa hambatan terhadap akses yang memadai pada layanan HIV sudah lama terjadi dan umum, termasuk diskriminasi dan ketidaksetaraan gender.
Laporan tersebut mencatat, banyak negara mengalami gangguan signifikan dalam layanan HIV akibat pandemi Covid-19 awal 2020. Seperti tes HIV pada bayi misalnya, di negara-negara lain dengan beban tinggi telah menurun dari 50 hingga 70 persen, dengan inisiasi pengobatan baru untuk anak di bawah usia 14 tahun yang juga turun dari 25-50 persen.
Baca Juga: Sebenarnya 1 Desember Hari Apa?
Pembatasan alias lockdown telah berkontribusi pada peningkatan tingkat infeksi karena lonjakan kekerasan berbasis gender, akses terbatas perawatan lanjutan, hingga kehabisan stok komoditas utama.
Selain itu, beberapa negara lain juga mengalami pengurangan substansial dalam persalinan di fasilitas kesehatan, seperti tes HIV pada ibu dan inisiasi pengobatan antiretroviral.
Mengutip dari Times Of India, cakupan pengobatan ART pada wanita hamil telah turun drastis di Asia Selatan pada tahun 2020, yakni dari 71 menjadi 56 persen.
Meski penyerapan layanan pulih kembali pada Juni 2020, tingkat cakupan masih jauh di bawah sebelum adanya Covid-19, di mana dampak sebenarnya masih belum diketahui.
Selain itu, di wilayah yang terbebani oleh HIV, pandemi yang berkepanjangan dapat mengganggu layanan perawatan kesehatan, serta memperluas kesenjangan dalam tanggapan HIV global.
Dilaporkan pada tahun 2020, Afrika sub-Sahara telah menyumbang 89 persen infeksi pediatrik HIV baru. Sementara itu, 88 persen anak dan remaja yang hidup dengan HIV di seluruh dunia, remaja perempuan enam kali lebih mungkin terinfeksi dibanding laki-laki.
Berita Terkait
-
Heboh Grup 'Gay Surakarta dan Sekitarnya' di Facebook, KPA Solo Buka Suara
-
Padel dan Kesehatan Mental Gen Z, Olahraga yang Jadi Ruang Healing
-
CEK FAKTA: Benarkah HIV Tidak Berbahaya dan ARV Hanya Propaganda?
-
Kenapa Nikita Mirzani Laporkan Fitri Salhuteru? Ini Akar Masalahnya
-
2 Kali Mangkir di Kasus Fitnah Nikita Mirzani Idap HIV, Fitri Salhuteru Bakal Dijemput Paksa?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah