Suara.com - Para ilmuwan menemukan varian Omicron di Afrika Selatan pertama kali setelah Institut Nasional Penyakit Menular (NICD) mengurutkan infeksi virus corona dari Botswana.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga nasional lainnya pun terus memantau varian baru virus corona ini, varian Omicron.
Dr Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, memberikan pembaruan mengenai perkembangan varian Omicron pertama yang signifikan.
Angelique Coetzee mengaku sudah menerima 7 pasien dengan varian Omicron sejak 18 November 2021. Dalam pengalamannya, sebagian besar pasien varian Omicron tersebut berusia 40 tahun ke bawah.
Tetapi, Angelique Coetzee melihat pasien varian Omicron itu hanya mengalami gejala ringan dan tidak mengkhawatirkan.
"Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan selama 1 atau 2 hari," kata Angelique Coetzee dikutip dari Express.
Para pasien juga mengeluhkan sakit kepala dan nyeri tubuh yang cukup berkaitan dengan infeksi virus corona Covid-19 biasanya.
Meskipun ada sedikit kekhawatiran di antara orang dewasa sekarang, NICD menemukan adanya peningkatkan kasus rawat inap di antara bayi yang berusia di bawah 2 tahun.
Sebuah rumah sakit di Tshwane, di provinsi Gauteng Afrika Selatan, mendokumentasikan kondisi 52 pasien bayi yang rawat inap antara 14 dan 28 November 2021.
Baca Juga: Varian Omicron Bisa Sebabkan Batuk, Ini Bedanya dengan Varian Virus Corona Lain!
Namun, dokter belum bisa mengidentifikasi infeksi virus corona Covid-19 yang menyerang anak-anak itu didominasi oleh varian Omicron atau tidak.
Terlepas dari itu semua, jumlah pasien anak-anak yang mengalami infeksi parah akibat virus corona lebih rendah daripada orang usia di atas 60 tahun.
Saat penyelidikan berlanjut ke varian baru virus corona, para ilmuwan telah memperingatkan itu bisa menjadi strain yang dominan.
Dr Rochelle Walensky, direktur Centers for Disease Control (CDC), badan kesehatan masyarakat nasional AS, mengatakan ada kemunginan varian Omicron ini bisa mengalahkan varian Delta.
"Data awal menunjukkan bahwa varian Omicron itu bisa menjadi varian virus corona yang lebih menular daripada varian Delta," kata Dr Rochelle Walensky.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) sependapat dengan Dr Walensky dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja