Suara.com - Tingkat penularan virus corona varian Omicron diyakini melebihi varian Delta. Meski demikian sejauh ini gejala yang ditimbulkan lebih ringan. Namun, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, studi masih terus dilakukan untuk memahami karakteristik varian ini.
WHO dalam laporannya menyampaikan bahwa risiko untuk semua negara masih dikategorikan sangat tinggi. Mengingat, varian dominan saat ini masih varian Delta (96 persen) yang sempat memunculkan gelombang besar di berbagai negara beberapa waktu yang lalu.
“Tentu kita sudah melakukan antisipasi supaya Omicron yang sudah diidentifikasi di Indonesia tidak menyebar dan meluas di masyarakat. Oleh karena itu, semua harus ikut andil dalam upaya pengendalian transmisi varian ini,” tegas Nadia dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, beberapa waktu lalu.
Ia juga meenyoroti pergerakan warga menjelang Tahun Baru, dengan mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan, guna mencegah adanya gelombang Covid-19 ketiga sebagai dampak dari peningkatan mobilitas dan interaksi antar masyarakat.
Dikatakannya, saat ini mobilitas penduduk di Maluku, Nusa Tenggara dan Papua sudah meningkat melebihi kondisi pra pandemi Covid-19. Sedangkan mobilitas penduduk di Jawa dan Bali, meskipun masih di bawah kondisi pra pandemi, meningkat sejak awal Desember 2021.
“Mobilitas penduduk tinggi merupakan faktor risiko transmisi Covid-19. Kami dari pemerintah selalu melakukan mitigasi terkait peningkatan risiko penularan, terutama yang dipengaruhi oleh peningkatan pergerakan masyarakat selama masa libur panjang ini,” imbuhnya.
Jika ada yang sakit, lanjut dia, dapat segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasyankes terdekat. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi upaya pengendalian pandemi di tingkat daerah dan nasional.
Nadia juga kembali mengingatkan, agar masyarakat berperan aktif menyukseskan vaksinasi, terutama kelompok rentan seperti kelompok lansia, ibu hamil, orang dengan penyakit penyerta (komorbid), dan anak-anak.
Baca Juga: Lebih Menular, Ini Beda Gejala Varian Omicron dan Delta
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa