Suara.com - Chelsea Olivia harus mengalami kejadian tak menyenangkan ketika liburan bersama keluarganya ke Bali awal tahun 2022 ini.
Chelsea Olivia jatuh sakit karena mengalami keracunan makanan di hotel. Ia mengalami gejala diare hingga mual-mual.
"Keracunan makanan gara-gara breakfast hotel. But thanks Apurva service kalian luar biasa. Langsung dokter ke kamar untuk suntik anti mual dan nyeri di lambung @kempinskibali (dan di check terus kondisinya)," tulis Chelsea di Instagram Story.
Chelsea Olivia mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi telur. Karena keracunan makanan ini, ia hanya bisa terbaring di hotel dan berat badannya turun sampai 2 kilogram.
Keracunan makanan bisa menyebabkan gejala berupa mual, muntah, diare berair atau berdarah, nyeri dan kram perut, kelelahan, nyeri otot dan sakit kepala.
Keracunan makanan ini biasanya disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang mengeluarkan racun dan mengontaminasi makanan. Berikut ini dilansir dari Alodokter, makanan yang bisa menyebabkan keracunan.
1. Daging dan telur unggas
Daging dan telur unggas yang kurang matang bisa menyebabkan keracunan makanan. Karena, daging dan telur unggas bisa terkontaminasi bakteri campylobacter dan salmonella, yang biasanya ditemukan dalam usus dan bulu unggas.
2. Daging merah
Baca Juga: Daftar Gejala Varian IHU, Varian COVID-19 Terbaru dari Kamerun Afrika Barat
Daging merah juga bisa terkontaminasi bakteri, seperti e. coli, salmonella, shigella dan vibrio. Adapun daging merah yang paling sering terkontaminasi bakteri ini adalah daging babu, sapi, kerbau dan kambing.
Daging bisa terkontaminasi bakteri itu selama proses pemotongan hewan dan pengolahannya. Jika Anda mengonsumsinya, Anda bisa mengalami keracunan makanan.
3. Susu non-pasteurisasi
Minum susu yang tidak pasteurisasi juga bisa menyebabkan keracunan. Pasteurisasi adalah proses pemanasan susu pada suhu tertentu untuk membunuh bakteri berbahaya.
4. Seafood
Seafood juga bisa menyebabkan keracunan makanan karena berisiko mengandung histamin, yakni salah satu racun yang dihasilkan oleh bakteri dalam tubuh ikan dan kerang yang tidak segar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien