Suara.com - Bari-baru ini viral Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tengah lari atau jogging. Dalam unggahan itu, AHY tampak mengenakan kaos dan celana disertai sepatu PDL yang biasa dikenakan oleh para prajurit TNI pada umumnya.
Selain itu, tampak rompi pemberat ala militer bertuliskan 'AHY' juga melekat di tubuhnya.
"Tadi saya tes berjalan kaki membawa beban seberat 15 Kg. Ternyata berjalan kaki membawa beban seberat itu bisa membakar kalori 3 kali lebih banyak dari jalan kaki tanpa beban," kata dia.
Ia juga mengajak orang lain untuk mencoba dan membuktikan sendiri. Namun, ia memberikan saran agar tidak terlalu memaksakan diri. Pertanyaannya kemudian, benarkah lari dengan pemberat bisa bikin lebih kuat?
Dilansir dari Healthline, berlari dengan beban dapat membuat menjadi pelari yang lebih kuat, yang berarti akan meningkatkan kecepatan, daya tahan, dan memperkuat persendian, membuat seorang tidak rentan terhadap cedera benturan.
Tetapi latihan beban, atau latihan ketahanan, kemungkinan akan menjadi metode yang lebih baik untuk membangun massa tanpa lemak.
Berlari dengan beban berarti meningkatkan kesulitan latihan kardio Anda dengan menambahkan lebih banyak resistensi. Berikut ini manfaat yang mungkin didapatkan:
Pembakaran kalori
Berlari dengan beban tambahan berarti tubuh Anda perlu mengerahkan lebih banyak energi daripada biasanya untuk menempuh jarak tanah yang sama dengan kecepatan yang sama. Itu berarti Anda akan membakar lebih banyak kalori.
Baca Juga: Didukung 11 DPC, Armyn Simatupang Optimis Dipilih AHY Jadi Ketua Partai Demokrat Sumut
Memindahkan berat badan Anda melintasi jarak tertentu dengan kecepatan tertentu membutuhkan sejumlah pengeluaran energi. Ketika Anda menambahkan berat ke jumlah itu, energi yang dibutuhkan naik.
Menurut ACE, melakukan aktivitas aerobik sambil menggunakan beban satu hingga tiga pon lengan atau tangan akan membuat Anda membakar sekitar 5 hingga 15 persen lebih banyak kalori.
Membangun kekuatan
Berlari dengan beban dapat membantu Anda membangun lebih banyak kekuatan daripada lari biasa dalam beberapa hal, tetapi tidak semuanya.
Satu studi mengamati pria muda yang mengenakan rompi berbobot 5 hingga 10 persen dari berat badan mereka selama aktivitas sehari-hari. Para peneliti menemukan bahwa mengenakan rompi berbobot selama sesi latihan aerobik dapat meningkatkan kecepatan dan kelincahan. Kekuatan dan kekuatan, bagaimanapun, tidak terpengaruh secara berarti.
Studi lain menemukan peningkatan kekuatan isokinetik wanita pascamenopause setelah 12 minggu berlari dengan rompi berbobot.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?