Suara.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi yang juga dikenal sebagai silent killer. Hal tersebut karena kondisi ini jarang menunjukkan gejala dan bisa menyebabkan komplikasi serius.
Adapun komplikasi serius akibat tekanan darah tinggi adalah serangan jantung dan stres. Karena itu, seseorang harus memperhatikan gejalanya dan menghindari pemicu tekanan darah tinggi.
Selain gaya hidup, stres juga bisa menjadi salah satu penyebab tekanan darah tinggi. Meskipun stres tidak dapat dihindari, ada beberapa jenis stres yang bisa mempengaruhi tekanan darah.
Cara mengatasi stres bisa menentukan dampaknya terhadap kesehatan. Karena itulah, Anda perlu tahu ketegangan yang disebabkan oleh stres pada jantung dan tekanan darah.
Banyak faktor gaya hidup yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah, termasuk seberapa stres yang Anda rasakan. Stres ini bisa berupa berada di bawah tekanan di tempat kerja, mengurus anak, atau mengkhawatirkan tagihan.
Tapi, stres akibat terus-menerus berada di bawah tekanan bisa membuat jantung Anda tegang.
Regina Giblin, perawat jantung senior di British Heart Foundation, menjelaskan bahaya stres dan cara mengelolanya.
"Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, yang mana stres salah satunya," kata Regina dikutip dari Express.
Menurut Regina, semua orang pasti pernah stres dari waktu ke waktu. Hal itu pun sangat normal jika tekanan darah meningkat ketika stres.
Setelah stres berlalu, tekanan darah biasanya akan kembali normal. Namun, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang dapat merusak jantung, organ utama, dan arteri.
Kerusakan ini dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung dan peredaran darah. Regina menjelaskan, ada dua jenis stres berbeda yang dikenal sebagai stres akut dan stres kronis.
Stres akut adalah stres jangka pendek, tubuh Anda cenderung melepaskan adrenalin yang mendorong Anda ke "fight or flight" untuk bangkit. Setelah stres berlalu, hal ini tidak akan menimbulkan efek jangka panjang pada tekanan darah.
Di sisi lain, ada pula stres kronis yang membuat tubuh Anda melepaskan hormon yang disebut kortisol yang meningkatkan gula (glukosa) dalam aliran darah serta merusak pembuluh darah dan organ utama yang bisa menyebabkan peradangan.
"Jika Anda khawatir tentang bagaimana stres dapat memengaruhi tekanan darah Anda, mulailah merekamnya. Anda bisa membeli mesin untuk mengukur tekanan darah sendiri dan melakukan pengecekan sendiri di rumah saat stres," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien