Suara.com - Selain membuang racun dan produk limbah kimia dari darah, hati atau liver juga bertanggung jawab untuk menyaring darah yang beredar di seluruh tubuh.
Liver juga berfungsi mengubah nutrisi dan obat yang diserap dari saluran pencernaan menjadi bahan kimia siap pakai.
Di sisi lain, organ hati juga merupakan salah satu organ terbesar dalam tubuh yang memiliki fungsi kesehatan tak terhitung. Tak heran, dibutuhkan cara khusus untuk menjaga dan merawat organ hati atau liver.
Dalam sebuah wawancara dengan HT Lifestyle, Direktur – Hati, Pankreas, Program Transplantasi Usus dan Bedah HPB di Rumah Sakit Global di Parel Mumbai, Dr Gaurav Chaubal menyebut ada beberapa gejala sakit hati atau liver.
Gejala tersebut di antaranya:
- Kulit dan bola mata menguning
- Nyeri perut di kanan atas
- Perut bengkak atau asites
- Mual
- Tidak enak badan atau malaise
- Disorientasi atau kebingungan atau ensefalopati hepatik
- Dan kantuk berlebih
Lebih lanjut, berikut adalah stadium penyakit hati atau liver yang perlu Anda ketahui, seperti yang dipaparkan Dokter di Rumah Sakit Masina di Byculla Mumbai Dr Sulaiman Ladhani dan Dr Gaurav Chaubal.
Tahap 1: Hari Berlemak
Tahap ini terjadi ketika hati mulai menumpuk lemak. Tidak ada peradangan atau masalah hati di fase ini. Tidak ada pula gejala pada tahap awal. Sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa ada penunpukan lemak di hati mereka.
Bagi banyak orang, hati berlemak tidak menyebabkan masalah kesehatan berarti. Dengan pola makan yang sehat dan olahraga yang teratur, kelebihan lemak di hati bisa dikurangi.
Tahap 2: Peradangan
Peradangan Steato hepatitis terjadi ketika penumpukan lemak di sel-sel hati disertai dengan sejumlah peradangan. Ini mempengaruhi sekitar 5 persen dari populasi. Jika jumlah jaringan yang rusak meningkat, hati pada akhirnya akan berjuang untuk memperbaiki dengan cukup cepat.
Baca Juga: Waspada Efek Buruk Begadang Bisa Rusak 500 Fungsi Organ Tubuh
Pada fase ini, kerusakan sel-sel hati yang berkelanjutan dari sejumlah agen dan penyakit menyebabkan hati membesar dan orang tersebut mengalami sakit perut di kanan atas.
Selama tahap ini kondisi dapat diobati. Namun, pada orang dengan perlemakan hati non-alkohol, mungkin tidak ada gejala yang menonjol.
Tahap 3: Munculnya Fibrosis atau Jaringan parut
Jika peradangan tahap satu dibiarkan, jaringan parut lama-lama mulai terjadi di jaringan hati yang sehat. Kondisi ini disebut fibrosis. Di sini ada jaringan parut yang menetap di hati dan di pembuluh darah sekitar hati.
Pada tahap ini, hati atau liver masih dapat berfungsi dengan baik, dan penyebab peradangan dapat mencegah perkembangan lebih lanjut atau membalikkan sejumlah kerusakan.
Namun jika jaringan parut mulai menggantikan banyak jaringan normal, fungsi hati secara bertahap mulai terpengaruh. Selama fase ini, pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup dapat membalikkan kondisi sampai batas tertentu.
Tahap 4: Sirosis Hati
Pada tahap ini, jaringan parut sudah lengkap dan tidak ada kemungkinan penyembuhan secara mandiri. Pada tahap ini, hati berhenti berfungsi dengan baik dan muncul gejala termasuk penyakit kuning di mana mata dan kuku, nyeri tumpul di bagian bawah tulang rusuk atau perut kembung karena akumulasi cairan di perut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan