Suara.com - Selama ini ada anggapan bahwa virus corona varian omicron punya gejala ringan dan tidak mematikan. Sehingga banyak orang kerap mengaggap remeh tingkat keparan dari varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini.
Tapi, sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang menunjukkan, bahwa Varian omicron dari virus corona baru setidaknya 40 persen lebih mematikan daripada flu musiman.
Studi baru menemukan bahwa tingkat kasus kematian untuk omicron di Jepang adalah sekitar 0,13 persen, laporan Bloomberg. Angka tersebut lebih rendah dari tingkat kematian kasus 4,25 persen dari awal wabah Covid-19.
Flu musiman memiliki tingkat kematian sekitar 0,006 persen hingga 0,09 persen, kata para peneliti, menurut Bloomberg. Sejak kedatangannya, Covid-19 sering dibandingkan dengan flu musiman karena gejala dan seberapa cepat penyebarannya.
Penelitian ini dilakukan ketika negara bagian di Amerika Serikat mulai menurunkan upaya mitigasi dan menutupi mandat.
Faktanya, hampir 90 persen populasi AS sekarang dapat membuang masker mereka karena rawat inap Covid-19 sangat rendah di seluruh negeri, menurut panduan baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
A.S. saat ini memiliki rata-rata sekitar 59.000 kasus Covid-19 yang dilaporkan per hari, menurut Axios.
Pada awal Januari lalu, kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus. telah memperingatkan agar tidak menganggap Omicron sebagai varian ringan. Ia menegaskan bahwa varian omicron juga menjadi penyebab kematian orang di seluruh dunia.
Dikutip dari BBC, studi terbaru menunjukkan bahwa Omicron cenderung tidak membuat orang sakit parah daripada varian Covid sebelumnya. Tetapi rekor jumlah orang yang tertular telah membuat sistem kesehatan di bawah tekanan berat.
Baca Juga: Selama 2022 Ada 69 Kasus Kematian Covid-19 di Sleman, 47 Belum Vaksin
"Meskipun Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan dengan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti itu harus dikategorikan sebagai ringan," kata Dr Tedros pada konferensi pers, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan sama seperti varian sebelumnya, omicron membuat orang dirawat di rumah sakit dan membunuh orang. Faktanya, tsunami kasus sangat besar dan cepat, sehingga membanjiri sistem kesehatan di seluruh dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja