Suara.com - Operasi tulang belakang atau bedah ortopedi dibutuhkan oleh orang dengan cidera kecelakaan, patah tulang osteoporosis, skoliosis hingga saraf terjepit atau HNP (Herniated Nucleus Pulposus).
Proses bedah ortopedi ini, mengharuskan dokter membuka tubuh di antara salah satu bagian belakang leher, punggung, hingga pinggang agar keseimbangan dan proporsi tulang tubuh kembali seperti sedia kala.
Dokter Spesialis Bedah Saraf dan Ortopedi, Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT mengingatkan pasien yang baru menjalani operasi tulang belakang memiliki berbagai pantangan yang harus dipatuhi selama tiga bulan pertama.
"Memang ada bebarapa tahapan di mana setelah operasi tulang belakang itu ada gerakan tertentu yang dibatasi, sampai kurang lebih 3 bulan lamanya, kita batasi."
"Setelahnya biasanya sudah lebih bebas lagi, dan setelah 6 bulan biasanya udah normal gerakannya," ujar Dr. Luthfi saat konferensi pers di RS Eka Hospital BSD, Tangerang, Banten, Selasa (26/4/2022).
Pantangan atau larangan yang perlu dibatasi salah satunya adalah menggerakan tubuh berlebihan, seperti melakukan aktivitas meloncat dan olahraga intensitas tinggi.
"Ada beberapa olahraga yang berat, agresif, misalnya loncat basketball, panjang tebing, karate, bela diri, itu kita nggak bolehin dulu sampai waktu tertentu, setelah itu pelan-pelan akan kita tingkatkan," jelasnya.
Chairman of Gatam Institute Eka Hospital Orthopedic & Spine Center itu juga mengatakan, pasien pascaoperasi tulang belakang disarankan banyak mengonsumsi makanan berprotein karena baik untuk pemulihan cidera.
Contoh protein yang bisa dimakan seperti telur, kacang-kacangan, hati ayam hingga daging sapi.
Baca Juga: Alhamdulillah, Begini Kondisi Terkini Tukul Arwana
Selebihnya, kata Dr. Lutfhi tidak ada pantangan makan untuk pasien pasca operasi tulang belakang, kecuali ada penyakit penyerta atau komorbiditas yang juga dideritanya.
"Karena tidak ada yang spesifik, operasi tulang belakang meningkatkan protein, kecuali dia ada hubungan dengan diabetes, pantangan tertentu atau asam urat, atau ada kadar tertentu tidak memperbolehkan dan segala macam," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?