Suara.com - Komedian Kiwil sakit dan menderita infeksi virus hingga terpaksa harus terbaring di rumah sakit. Istrinya - Venti Figianti, menceritakan, sang suami sempat didiagnosi demam berdarah (DBD).
Tak lama dokter menemukan adanya beberapa infeksi virus yang menggerogoti tubuh kiwil.
"Awalnya sih, dokter ngira DBD, tapi udah diperiksa ternyata infeksi dan radang," kata Venti dikutip dari YouTube Starpro Indonesia yang diunggah baru-baru ini.
Menurut Venti, suaminya terkena penyakit infeksi lantaran terlalu sibuk urusan pekerjaan di luar kota. Virus yang masuk ke dalam tubuh memang mudah menginfeksi saat sistem imun sedang turun.
Dikutip dari Alodokter, infeksi virus terjadi setelah mikroorganisme itu masuk ke dalam tubuh, kemudian menyerang sel yang sehat dan berkembang biak dengan cepat hingga membunuh sel tubuh tersebut.
Terdapat banyak virus yang menjadi penyebab infeksi. Sebagai contoh, jenis virus yang menginfeksi saluran pernapasan berbeda dengan jenis virus yang menginfeksi saluran pencernaan.
Oleh sebab itu, gejala infeksi virus sangat bervariasi, tergantung pada organ yang diserang virus.
Secara umum, infeksi virus bisa menimbulkan gejala seperti demam, batuk, pilek, bersin-bersin, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, diare, kram perut, mual dan muntah, hilang nafsu makan, penyakit kuning, nyeri ketika buang air kecil, urine berwarna gelap, hingga pendarahan.
Untuk memastikan jenis virus yang menginfeksi, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Baca Juga: Sempat Dirawat di RS, Kiwil Ungkap Tubuhnya Digerogoti Banyak Virus
Pada beberapa kasus, dokter perlu menjalankan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk menetapkan diagnosis. Beberapa pemeriksaan tersebut seperti:
- Hitung darah lengkap untuk mengetahui jumlah sel darah putih.
- Tes C-reactive protein (CRP) untuk mengukur kadar protein C reaktif yang diproduksi di hati.
- Enzyme-liked immunosorbent assay (ELISA) untuk mendeteksi antibodi dalam darah yang berkaitan dengan infeksi virus, seperti virus Varicella zoster, virus HIV, serta virus hepatitis B dan C.
- Polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi virus di dalam tubuh.
- Pemindaian dengan mikroskop elektron untuk memeriksa sampel darah atau jaringan tubuh pasien.
Perlu diketahui, infeksi virus terkadang sulit dibedakan dengan infeksi bakteri. Untuk memastikan darahnya, dokter dapat melakukan kultur, yaitu pengambilan sampel atau urin pasien diperiksa di laboratorium.
Dokter juga dapat menjalankan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan tubuh yang terinfeksi untuk diteliti di bawah mikroskop.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern