Suara.com - Dokter Spesialis Anak meminta orangtua untuk tidak mengganggu fase oral anak, dengan melarang anak memasukkan benda ke mulut.
Kata dr. Lucky Yogasatria, Sp.A, intervensi sederhana itu bisa mengganggu fase oral anak, yang pada akhirnya, berisiko membuat anak menjadi seorang perokok di kemudian hari.
Sehingga, daripada melarang anak memasukan benda ke mulut, orangtua hanya perlu memantau benda apa yang dimasukkan anak ke mulut, serta apakah benda tersebut bersih atau malah berbahaya.
Ia menjelaskan, fase oral umumnya terjadi saat anak berusia dua hingga tiga bulan, dan mulai hilang dengan sendirinya saat anak menginjak usia 18 bulan.
"Fase oral pada bayi itu gak boleh diganggu bahkan menjadi fase penting bagi anak. Sering terjadi jika anak memasukan tangan dalam mulut, mainan titer akan dilarang, sedangkan fase oral merupakan bagian dari perkembangan otak anak," ujar dr. Lucky melalui konten Instagramnya @dr.lucky.sp.a, dikutip Suara.com, Kamis (9/6/2022).
Di fase ini, kata dr. Lucky, anak akan dan sedang belajar mengenali lingkungan lewat mulutnya untuk memenuhi rasa keingintahuan dan kepuasan pribadinya
Fase oral ini, menurut dokter yang aktif beri edukasi online di Klinik Kecil itu, merupakan fase yang penting karena akan memengaruhi kematangan otot di mulut, yang nantinya membantu memaksimalkan kemampuan anak untuk makan, mengunyah, menelan bahkan berbicara.
"Selain itu, fase oral juga baik untuk kognitif, sang anak dapat mempelajari tekstur, ukuran, rasa dan bentuk suatu benda," paparnya.
Ia menambahkan, jika fase ini dilarang atau diganggu, maka akan memengaruhi kepribadiannya saat anak dewasa.
Baca Juga: Takziah ke Rumah Ridwan Kamil, AHY Kagum dengan Ketegaran Kang Emil dan Teh Lia
Seperti yang dijelaskan dalam teori prikoseksual psikoanalisis, di mana anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah cemas, frustasi, mengigit jari, bahkan menemukan kepuasan oral melalui merokok.
"Oleh karena itu, biarkanlah fase oral terjadi dengan membantu bayi memastikan tangan, kaki, mainan yang bersih dan steril sekaligus mengawasi bayi ketika sang bayi mengeksplor dengan memasukan semua benda ke dalam mulutnya," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat