Suara.com - Kesehatan manusia tidak hanya mencakup fisik tapi juga mental. Sakit fisik yang dialami bisa saja mempengaruhi kondisi mental seseorang. Begitu juga sebaliknya.
Dokter kesehatan jiwa dr. Alvinia Hayulani, Sp.KJ., menjelaskan bahwa individu yang terus menerus alami gangguan psikis bisa berdampak terhadap fisiknya jadi ikut sakit.
"Sudah banyak penelitian eviden base yang membuktikan bahwa kesehatan mental sangat berhubungan erat dengan kesehatan fisik," kata dokter Alvinia.
Saat seseorang stres, lanjutnya, tubuh akan mengeluarkan hormon stres yang disebut dengan kortisol. Ketika kortisol meningkat, terjadi peningkatan metabolisme juga peningkatan informasi dalam tubuh yang jadi pertanda radang.
Apabila kondisi seperti itu terus menerus terjadi dalam jangka waktu yang panjang, bisa menurunkan sistem imun.
"Ketika kita stres, jadi respon imun tubuh kita pun juga menurun. Sehingga kondisi fisik nantinya akan terganggu," imbuhnya.
Saat mengalami kondisi yang memicu stres, dokter Alvinia mengingatkan untuk pentingnya lakukan manajemen stres. Hal itu penting dilakukan agar stres tidak teeua berlarut-larut hingga berdampak terhadap kesehatan fisik.
"Namanya hidup pasti pernah stres. Tapi bagaimana kita bisa mengendalikan itu, makanya penting untuk bisa manajemen stres," ujarnya.
Termasuk saat mengalami perasaan sedih, kecewa, maupun marah. Ia mengingatkan bahwa berbagai kondisi tersebut memang emosi yang bisa dialami oleh semua orang dan bersifat manusiawi.
Baca Juga: Bukan Malas! Ini Ciri Kamu Alami Burnout dan Bagaimana Mengatasinya
Langkah awal untuk mengontrol emosi tersebut dengan menerima apa yang dirasakan.
"Ketika kamu merasakan itu, ya sudah enggak apa-apa. Kalau emang waktunya sedih, ya kamu memang bersedih. Waktunya kamu berduka, ya kamu berduka. Ketika memang waktunya kamu marah, ya kamu marah. Dan itu enggak apa-apa," ujarnya.
Setelah bisa menerima apa yang terjadi dan dirasakan, selanjutnya bisa lakukan relaksasi agar emosi tersebut dapat mereda. Misalnya dengan melakukan hobi yang bermanfaat ataupun bercerita kepada orang lain.
"Ternyata berbagi cerita atau berbagi perasaan dengan orang yang kita percaya itu cukup efektif untuk membantu dalam mengelola stres tersebut. Itulah pentingnya kita berbagi perasaan agar bisa memanajemen emosi," kata dokter Alvinia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara