Suara.com - Menyimpan sel telur (egg banking), embrio ataupun gamet kini sudah jadi hal yang umum, mengingat teknologi medis bayi tabung sudah mewadahi orang dengan masalah kesuburan atau infertilitas agar bisa memiliki buah hati.
Tapi sayangnya, tidak banyak orang yang tahu apa yang harus mereka lakukan jika sudah menyimpan sel telur atau menjalani tindakan egg banking.
Padahal menurut CEO Morula Indonesia, Dr. dr. Ivan Rizal Sini, SpOG, seseorang yang sudah menyimpan sel telur, embrio ataupun gamet di klinik, maka mereka harus bertanggung jawab dan selalu memberikan kabar.
Sel telur atau ovum adalah sel reproduksi perempuan yang akan dibuahi oleh sperma, dan membentuk janin. Embrio adalah adalah proses reproduksi anak di awal perkembangan janin.
Sedangkan gamet adalah sel yang terdiri dari sel telur dan sel sperma, yang berisi kromosom atau materi sifat genetik yang akan diturunkan dari setiap orangtua.
"Klinik kan memang mempunyai satu aturan dimana pasien harus bertanggung jawab bahwa dia mempunyai gamet, telur ataupun embrio maka dia harus memberikan update ke kita setahun sekali," ujar Dr. Ivan kepada suara.com di Mal Kota Kasanblanka beberapa waktu lalu.
Ia mengungkap bahwa kadang banyak orang lupa, bahwa ia pernah menyimpan sel telur, embrio maupun gametnya di klinik, sehingga umumnya klinik akan selalu mengirimkan reminder atau pengingat.
"Tapi kenyataannya jika mereka tidak memberikan nomor telepon, email atau hal yang bisa dihubungi kita tetap memberikan reminder," tutup Dr. Ivan.
Sementara itu umumnya, perempuan menyimpan sel telur karena harus menjalani terapi kanker seperti kemoterapi, yang efek sampingnya bisa menghancurkan atau bahkan menghilangkan sel telur dalam jumlah besar.
Baca Juga: Viral Anak Kelas Satu SD Naik Pesawat Sendirian dari Makassar ke Surabaya
Setelah disimpan, setelah tindakan terapi selesai orang tersebut bisa kembali menggunakan sel telur untuk dibuahi oleh sperma suami, setelah menjadi embrio maka akan kembali dimasukan ke dalam rahim perempuan tersebut.
Tapi beberapa perempuan juga menyimpan sel telur karena belum ingin memiliki keturunan atau sedang fokus membangun karir, lalu berharap kualitas sel telurnya tidak berkurang, maka bisa disimpan untuk bisa digunakan kemudian hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah