Suara.com - Kebanyakan kerja alias burnout yang dibarengi dengan overthinking ternyata bisa memberikan dampak buruk bagi kemampuan kognitif otak.
Studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Pitie-Salpetriere University Hospital di Paris, Prancis, menyebut otak yang digunakan secara habis-habisan bisa mengalami penurunan fungsi, yang secara bertahap mengurangi kemampuan mengambil keputusan dan konsentrasi seseorang.
Studi yang diterbitkan di jurnal Current Biology ini menyebut pada orang yang sering overthinking dan burnout karena pekerjaan, kandungan glutamat di otaknya sangat tinggi. Akibatnya, prefrontal cortex (bagian otak yang mengatur perencanaan dan membuat keputusan) mengalami kewalahan.
Secara umum fungsi glutamat adalah mengubah kalori menjadi energi sekaligus menjadi penghubung antara sel otak yang satu dengan lainnya. Kandungan glutamat dibutuhkan bagi otak untuk menjalankan fungsinya, tapi jika berlebihan dampaknya bisa membuat komunikasi antara sel otak menjadi kacau.
Studi dilakukan dengan membagi responden menjadi dua kelompok, kelompok pertama diberikan pekerjaan yang sulit dan berat sementara kelompok kedua diberikan pekerjaan yang ringan dan mudah dilakukan.
Hasilnya, kelompok pertama mengalami kelelahan dan kemampuan mengambil keputusan buruk yang lebih tinggi daripada kelompok kedua. Tanda-tanda kelelahan seperti pelebaran pupil mata dan kesulitan tidur juga lebih tinggi pada kelompok pertama.
Menanggapi penelitian ini, Alex Dimitriu pendiri Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine di California, Amerika Serikat, mengatakan penyebab burnout dan overthinking bisa berbeda-beda pada setiap orang. Dampaknya pun beragam, dari sekadar kehilangan gairah hingga munculnya masalah yang lebih serius seperti gangguan kecemasan.
Salah satu cara pencegahan burnout serta kelelahan secara umum adalah memastikan kebutuhan istirahat terpenuhi. Ia menyebut saat tidur, jumlah glutamat di dalam otak berkurang secara drastis.
"Tidur adalah kegiatan fundamental bagi tubuh Anda, sehingga penting untuk mendapatkan tidur berkualitas untuk mencegah burnout dan kelelahan kronis," tuturnya dikutip dari Medical Daily.
Baca Juga: 3 Dampak Negatif Keseringan Overthinking, Segera Hindari
Tag
Berita Terkait
-
Tom Holland Buka Suara Usai Gegar Otak di Lokasi Syuting Spider-Man
-
Kronologi Eks Arsenal Meninggal karena Cedera Otak saat Tanding
-
Bukan Cuma Capek Biasa: Kenali Tanda-tanda 'Burnout' Sebelum Terlambat
-
Apa Manfaat Telur untuk Otak Anak? Prabowo Minta Lauk Telur di MBG Harus Direbus atau Diceplok
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!