Suara.com - Kamu sering merasa insecure yang bikin galau? Hati-hati itu mungkin pertanda kamu mengalami gangguan mental bernama Body Dysmorphic Disorder.
Body Dysmorphic Disorder atau gangguan dismorfik merupakan kondisi gangguan kesehatan mental yang membuat seseorang selalu merasa kekurangan terhadap tubuhnya.
“Body dysmorphic disorder adalah gangguan saat kita itu sering membayangkan kekurangan dalam penampilan fisik. Misalnya fitur wajah, berat badan, bentuk tubuh, dan lain-lain,” ujar dokter Nadya Alaydrus, mengutip dari unggahan reels Instagram-nya @Nadyalaydrus pada Selasa, (21/3/2023).
Lebih lanjut dr. Nadya menyampaikan terkait gangguan perilaku ini selalu terjadi secara berulang karena adanya keinginan untuk memeriksa kekurangan tubuh secara terus menerus.
“Gejalanya itu sendiri penderitanya akan merasa enggak baik-baik saja, karena ngerasa ada yang kurang dalam tubuhnya,” tambah dr. Nadya.
Bahkan tak jarang penderitanya akan selalu bertanya secara berulang pada orang di sekitarnya mengenai kekurangan yang ia miliki.
Saat bercermin, orang dengan ganggua dismorfik ini hanya akan berfokus pada hal yang menurutnya kurang di dalam tubuhnya. Serta selalu ingin melakukan perubahan, misalnya operasi plastik atau sedot lemak sampai gym berlebihan.
Melansir dari laman Halodoc, penyebab body dysmorphic disorder sampai saat ini belum diketahui secara pasti sebagaimana yang terjadi pada masalah kesehatan mental lainnya.
Tetapi ada kemungkinan gangguan ini terjadi karena kombinasi masalah. Misalnya seperti riwayat keluarga sebelumnya yang pernah mengalami hal serupa, pengalaman negatif terhadap tubuhnya seperti pernah mengalami bullying atau kelainan pada otak.
Baca Juga: Cuitan Galau Tiara Andini Tahun Lalu Viral, Publik: Dia Udah Tau Tapi Bucin, Fix!
Ada pun faktor lainnya yang bisa memicu gangguan mental satu ini seperti kepribadian perfeksionis, tekanan sosial atau ekspektasi kecantikan, dan memiliki kondisi mental lainnya seperti gangguan kecemasan atau depresi.
“Body dysmorphic disorder ini gak boleh dibiarkan, karena bisa menurunkan fungsi sosial dan juga mental seseorang bahkan bisa menyebabkan depresi. Sehingga apabila sudah merasa cemas dan mengganggu, sebaiknya konsultasi dengan professional,” tutup dr. Nadya. (Shilvia Restu Dwicahyani)
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya