Suara.com - Sebelum menjalani operasi, biasanya dokter akan melakukan pembiusan kepada pasien atau lebih dikenal dengan nama anestesi. Tindakan ini dilakukan untuk membuat seseorang tidak merasakan sakit selama prosedur medis atau pembedahan.
Meski demikian, tidak bisa dipungkiri kalau setiap tindakan juga memiliki risiko termasuk anestesi. Ketua 1 Bidang Organisasi Pengurus Pusat (PP) PERDATIN, dr. Dedi Atila SpAN., KIC mengatakan, anestesi juga bisa memiliki risiko seperti tindakan lainnya. Bahkan, jika terjadi kesalahan, hal ini bisa sebabkan kematian pada pasien.
“Nah dalam anestesi juga seperti itu. Kita punya risiko, risiko paling jelek itu ya kematian. Risiko ini biasanya kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” ucap dr. Dedi saat diwawancarai dalam acara Press Briefing GE Healthcare dan PERDATIN, Rabu (13/9/2023).
Sementara itu risiko ini biasanya sering terjadi pada pasien tua. Bahkan, untuk kondisi ekstrem bisa saja terjadi pada seseorang yang masih muda atau memiliki kelainan khusus. Menurut dr. Dedi semua hal bisa saja berpeluang alami risiko saat anestesi ini.
Untuk itu, menurut dr. Dedi, sebelum melakukan tindakan anestesi, penting mengetahui kondisi pasien dengan benar. Penting menjaga komunikasi untuk mengetahui apakah pasien aman dilakukan anestesi atau tidak.
“Harus ada evaluasi dulu, ada penilaian pra-anestesi namanya. Kalau misal terjadi risiko itu biasanya kan karena faktor usia ekstrem tadi. Kedua, bisa juga karena alergi terhadap obat atau alat. Nah jad penting ketahui itu semua untuk mengantisipasinya,” kata dr. Dedi.
Tidak hanya itu, dr. Dedi menjelaskan, semakin awal mengetahui kondisi pasien itu akan sangat membantu mencegah adanya risiko kepada pasien. Oleh sebab itu, penting ketahui kondisi pasien secara jelas demi cegah risiko yang membahayakan nyawa pasien.
Melihat pentingnya hal tersebut, GE HealthCare, melakukan kerja sama strategis dengan PERDATIN meningkatkan keselamatan dan hasil klinis pasien dengan patient monitor dalam negeri berstandar internasional, yaitu Continuing Medical Education atau CME.
Presiden Direktur PT GE Operations Indonesia, Putty Kartika menjelaskan, alat ini sangat penting karena sangat membantu pasien dalam kondisi kritis. Dengan begitu, SDM kesehatan juga bisa melakukan pantauan akan kondisi pasien.
Baca Juga: Dokter Gadungan yang Kecoh RS PHC Surabaya Juga Pernah Menipu Jadi Kepala Rumah Sakit
“Kami menyadari bahwa patient monitor merupakan alat kesehatan terpenting di setiap ruangan pasien yang kondisinya kritis seperti ruang ICU dan UGD, sehingga penting untuk memastikan alat kesehatan dalam negeri memiliki kualitas sebaik alat kesehatan impor,” jelas Putty.
Sementara itu, Plt. Direktur Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Ir. Sodikin Sadek, M.Kes. berharap, adanya patient monitor ini memudahkan para pengguna serta SDM kesehatan dalam memahami data pasien.
“Kami berharap patient monitor dalam negeri berstandar Internasional dari dapat memudahkan penggunanya, mengingat 75 persen SDM kesehatan merasa stres dengan perangkat medis karena memiliki tampilan data yang membingungkan, informasi yang berlebih, serta desain rumit,” jelas Ir. Sodikin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien