Suara.com - Kementerian Kesehatan membantah vaksin polio tetes atau vaksin polio nOPV (noval Oral Polio Vaccine) yang didanai Bill Gates menyebabkan anak sakit polio hingga membuat kelumpuhan, seperti misinformasi yang viral di media sosial.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, dr. Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan vaksin polio tetes atau vaksin polio nOPV merupakan virus hidup yang dilemahkan, sehingga muncul tudingan vaksin dari virus hidup inilah yang menyebabkan anak sakit.
Rumor ini dibantah Maxi karena menurutnya, lingkungan kotor dan PHBS (pola hidup bersih dan sehat) yang tidak dijalani merupakan perilaku yang menyebabkan virus bermutasi.
"Oh nggak (menyebabkan sakit polio), jadi itu yang pemahaman yang salah," kata Maxi di Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024).
Maxi menjelaskan vaksin polio nOPV yang didanai yayasan Bill Melinda Gates Foundation dibuat menggunakan vaksin polio hidup yang dilemahkan, sehingga membentuk imunitas atau kekebalan terhadap polio tapi ia mengakui virus yang dilemahkan tetap hidup di dalam pencernaan. Bahkan virus ini nantinya akan ikut ke luar melalui sisa makanan alias tinja.
Namun kata Maxi, yang disayangkan, jika virus dilemahkan keluar melalui tinja tapi tempat pembuangan kotoran sembarangan seperti di sungai atau kolam yang akhirnya berdekatan dengan lokasi bermain anak, maka virus selama di lingkungan tercemar bisa hidup dan bermutasi yang akhirnya menjadi virus polio liar.
"Diharapkan pencernaan itu kalau lingkungan bagus dia buang air besar di toilet tidak masalah. Tapi kalau buang air besar sembarangan, virus ada di tanah, di air, anak-anak main di sana. Apalagi rumah tangga masih menggunakan sungai, atau air sumur gali, ada virus masuk ke anak lagi tertelan memang dia berkembang (bermutasi) karena berkembangnya di usus," papar Maxi.
Polio adalah penyakit yang disebabkan virus polio yang menyerang sumsum tulang belakang, membuat orang yang terinfeksi alami kelumpuhan karena tungkai kakinya melemah, mengecil bahkan tidak bisa berjalan.
Adapun virus polio yang dilemahkan lalu menjadi virus polio liar, bisa menginfeksi anak dengan sistem kekebalan tubuh lemah, virus ini disebut dengan virus polio derivative.
Baca Juga: Temuan 4 Kasus Polio di Indonesia, Kemenkes Laporkan Target Imunisasi
"Makanya namanya derivative polio, karena dari virus yang dilemahkan, beberapa kali bermutasi masuk ke anak yang daya tahan tubuh turun, atau vaksinnya nggak lengkap makanya virus itu berkembang lagi," beber Maxi.
Kabar baiknya, kata Maxi saat ini sudah ada vaksin polio yang dimatikan atau vaksin polio inaktif (IPV) dan diberikan dengan cara disuntik. IPV rencananya bakal menggantikan vaksin polio nOPV, tapi dengan syarat cakupan vaksin polio nOPV harus terpenuhi.
"IPV itu virus yang dimatikan, makanya nanti pelan-pelan, kalau vaksin cakupan daerah OPV-nya tinggi, kita akan alihkan ke OPV, yang dilemahkan akan ganti IPV, tapi cakupannya harus bagus dulu," pungkas Maxi.
Sementara itu, saat ini kata Maxi, satu-satunya cara memastikan anak benar-benar terlindungi dari polio yaitu memberikan 4 kali vaksin polio OPV ditambah 2 kali suntikan IPV sehingga perlindungan lebih maksimal.
"Harus ditambah supaya betul-betul kebal, tambah dengan IPV yang injeksi yang disuntik 2 kali. Kalau ini lengkap, yaitu polio (vaksin OPV) 4 kali dan suntik 2 kali (vaksin IPV) saya rasa akan jadi (lebih terlindungi)," pungkas Maxi.
Sebelumnya viral di Twitter akun @TedInvestigasi, menyebutkan vaksin polio tetes yang didanai Bill Gates menyebabkan polio, bahkan tidak sungkan menyebutkan aksi vaksinasi polio massal merupakan tindakan malpraktik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental