Ia menyebut promosi produk semacam ini sebagai bentuk penipuan terhadap konsumen yang menginginkan hasil instan tanpa upaya lebih lanjut seperti diet dan olahraga.
Bijak Konsumsi Suplemen, Konsultasikan dengan Dokter
Dengan banyaknya pilihan di pasaran, masyarakat sebaiknya tidak tergoda oleh iklan dan klaim kesehatan yang belum terbukti.
Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi suplemen apapun, agar tidak terjebak dalam konsumsi suplemen yang tidak perlu dikonsumsi.
Data dari National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa pasar global suplemen makanan diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 230 miliar pada tahun 2027.
Di Indonesia, Badan POM mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah peredaran suplemen, terutama di e-commerce, yang memudahkan masyarakat mendapatkan produk tanpa edukasi yang memadai.
Dengan semakin banyaknya produk yang ditawarkan, penting bagi konsumen untuk memahami mana suplemen yang benar-benar dibutuhkan tubuh dan mana yang termasuk dalam kategori suplemen yang tidak perlu dikonsumsi. Edukasi menjadi kunci utama agar tidak salah langkah dalam menjaga kesehatan.
Kombinasi Suplemen yang Salah Bisa Hambat Penyerapan Nutrisi
Tidak semua suplemen bekerja maksimal jika dikonsumsi bersamaan. Kesalahan dalam kombinasi suplemen justru bisa menurunkan efektivitasnya.
Mengutip laporan Medical Daily, penyerapan vitamin dan mineral dalam tubuh tak hanya ditentukan oleh jenis suplemen yang dikonsumsi, tetapi juga oleh waktu dan cara konsumsi yang tepat. Dalam hal ini, kombinasi antara satu suplemen dengan yang lain bisa saling menghambat.
“Suplemen kesehatan tidak bisa menggantikan pola makan yang seimbang. Namun, jika memang direkomendasikan oleh tenaga medis, Anda harus memahami cara terbaik mengonsumsinya,” ujar Natalie Jurado, seorang pakar kesehatan sekaligus pendiri Rooted In.
Jurado menekankan bahwa ada beberapa kombinasi suplemen yang sebaiknya tidak dikonsumsi secara bersamaan karena dapat mengganggu penyerapan:
- Magnesium dan zat besi
- Kunyit dan zat besi
- Vitamin C dan vitamin D
- Kalsium atau makanan tinggi kalsium dengan magnesium atau zat besi
Berita Terkait
-
Masih Bingung Harus Pakai Sunscreen SPF Berapa? Ini Jawaban Dokter Spesialis Kulit
-
Menyusul Pemindahan Ammar Zoni ke Nusakambangan, Kekasih Klarifikasi soal Rencana Pernikahan
-
Dokter Kamelia Ungkap Alasan Menolak Menikah dengan Ammar Zoni di Penjara
-
Ammar Zoni Masih Dipenjara, Ibu Angkat Doakan Bisa Nikah Tahun Depan
-
Siapa Pacar Ammar Zoni Sekarang? Pekerjaannya Mentereng, Rela Biayai Kekasih di Penjara
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien