Suara.com - Pemahaman tentang nilai-nilai keberlanjutan penting ditanamkan kepada anak sejak usia dini, agar tawa riang generasi selanjutnya dapat menghiasi bumi.
Sebuah inovasi pendidikan diluncurkan untuk menjawab kebutuhan akan alat bantu belajar yang relevan dengan tantangan lingkungan masa kini.
Melansir laman resmi UNESCO, Kamis (22/5/2025), aplikasi digital bertajuk "Sustainability from the Start" hadir sebagai sarana bagi para pendidik dalam mengenalkan konsep keberlanjutan kepada anak-anak sejak usia dini.
Aplikasi ini dikembangkan melalui kolaborasi antara lima komite nasional dari Organisasi Dunia untuk Pendidikan Anak Usia Dini (OMEP) dan para akademisi dari Kroasia, Ceko, Prancis, Irlandia, dan Swedia. Tujuan utamanya adalah memberikan pelatihan kepada guru dan pendidik anak usia 0-8 tahun agar dapat menanamkan kesadaran akan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan melalui pembelajaran yang menyenangkan dan kontekstual.
"Sustainability from the Start" dirancang agar selaras dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Di dalamnya terdapat delapan modul pembelajaran yang menyentuh berbagai aspek seperti alam, masyarakat, ekonomi, budaya, dan kewarganegaraan.
Aplikasi ini tersedia secara gratis dalam lima bahasa dan telah disesuaikan dengan kurikulum masing-masing negara pengguna.
Penerapan di Sekolah: Dari Konsep Jadi Tindakan
Di Prancis, dua pendidik telah menerapkan aplikasi ini dalam kegiatan belajar mengajar. Nadia Gandrey, kepala lembaga prasekolah di Dijon, mengintegrasikan aplikasi ini ke dalam kurikulum sekolah bersama 118 muridnya.
Aplikasi ini melengkapi pendekatan sekolah yang sudah komprehensif dalam pendidikan keberlanjutan, termasuk kegiatan luar ruangan yang rutin mereka lakukan.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Sunscreen untuk Remaja: Harga Pelajar, Aman Izin BPOM
Sementara itu, Nelly Pacha, guru taman kanak-kanak di Aix-en-Provence, menyambut baik struktur modul aplikasi yang fleksibel dan mudah diadaptasi ke dalam rutinitas kelas.
"Modulnya mudah digunakan dan sesuai dengan kurikulum. Anak-anak dapat belajar melalui aktivitas langsung yang relevan dengan kehidupan mereka," jelasnya.
Proyek-proyek inovatif pun bermunculan, seperti pembuatan pameran ramah lingkungan yang melibatkan pengumpulan dan daur ulang sampah, serta proyek ilmiah tentang kompos dan cacing tanah. Dengan metode belajar aktif seperti ini, anak-anak tidak hanya mengenal konsep lingkungan, tetapi juga merasakan keterlibatan nyata dalam upaya keberlanjutan.
Membangun Kesadaran Kolektif Melalui Keterlibatan Komunitas
Aplikasi ini tidak hanya dirancang untuk mendukung pengajaran formal, tetapi juga mendorong keterlibatan orang tua dan komunitas.
Salah satu bentuknya adalah tantangan mingguan yang diinisiasi oleh anak-anak dan dijalankan bersama keluarga, seperti berjalan kaki ke sekolah atau mengadakan piknik bebas sampah. Tantangan ini mendorong praktik keberlanjutan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya