- IHC bersama YKPI resmi meluncurkan Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara sebagai upaya menekan angka kasus stadium lanjut di Indonesia.
- Program ini memperkuat kolaborasi antara rumah sakit, komunitas, dan yayasan dalam meningkatkan literasi kesehatan perempuan.
- Melalui edukasi dan fasilitas medis modern, gerakan ini mengajak perempuan untuk lebih berani memeriksakan diri sejak dini.
Suara.com - Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan perempuan, deteksi dini kanker payudara menjadi langkah krusial untuk menekan angka kematian akibat penyakit ini.
Kanker payudara masih menjadi jenis kanker paling banyak menyerang perempuan Indonesia, namun sebagian besar kasus baru ditemukan ketika sudah berada di stadium lanjut. Padahal, semakin dini terdeteksi, semakin besar peluang sembuh dan semakin ringan biaya pengobatan yang harus dijalani.
Dalam semangat memperingati Bulan Kanker Payudara Internasional, PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) bersama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) resmi meluncurkan Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen keduanya dalam menekan angka kasus kanker payudara stadium lanjut di Indonesia.
Acara penandatanganan kerja sama digelar di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, yang dikenal sebagai Center of Excellence (COE) Onkologi di jaringan rumah sakit IHC. Penandatanganan dilakukan oleh dr. Harmeni Wijaya, Direktur Komersial IHC, dan Linda Amalia Sari, Ketua YKPI, di hadapan tenaga kesehatan, tamu undangan, dan media.
Menurut data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, terdapat lebih dari 408 ribu kasus baru kanker di Indonesia, dengan kanker payudara menduduki posisi tertinggi pada perempuan. Ironisnya, lebih dari 90 persen perempuan Indonesia belum pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Sebagai rumah sakit unggulan, RSPP terus memperkuat layanan onkologi melalui fasilitas One Day Care Chemotherapy — di mana pasien dapat menjalani kemoterapi tanpa perlu rawat inap — serta penggunaan Linear Accelerator (Linac) Elekta Versa HD, teknologi terapi radiasi modern yang lebih presisi dan aman.
Dari sisi edukasi publik, Ketua YKPI Linda Amalia Sari menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menekan angka kematian akibat kanker payudara.
“Sekitar 70 persen pasien datang ketika sudah stadium lanjut. Karena itu, kerja sama antara rumah sakit, komunitas, dan yayasan seperti YKPI jadi sangat penting,” jelasnya.
Sejak awal 2025, YKPI telah memberikan edukasi kepada lebih dari 25 ribu perempuan di berbagai wilayah Indonesia. Harapannya, semakin banyak perempuan yang sadar pentingnya pemeriksaan dini, semakin besar pula peluang sembuh dan menekan biaya pengobatan.
Baca Juga: Pesta Mewah Sambil Bahas Kanker Payudara? Event W Korea Menuai Kritik Pedas Netizen
Sebagai tindak lanjut, IHC dan YKPI menggelar serangkaian kegiatan bertema “Berjanji Bersama Menurunkan Angka Kanker Payudara Stadium Lanjut”, seperti Festival Yoga, Tennis Pink Tober 2025, dan Lomba Menulis “My Why Story”. Selain menjadi sarana edukasi, kegiatan ini juga menjadi ruang dukungan emosional bagi para penyintas.
Rangkaian acara akan berlanjut ke berbagai rumah sakit jaringan IHC di seluruh Indonesia melalui talkshow, seminar kesehatan, dan pelatihan SADARI, agar literasi kesehatan perempuan semakin meluas.
Direktur RSPP dr. Neni Merawati turut berpesan agar perempuan tidak takut memeriksakan diri.
“Banyak pasien datang terlambat karena takut. Padahal, semakin cepat diketahui, semakin mudah ditangani. Melalui kerja sama ini, kami ingin menghapus rasa takut itu,” ungkapnya.
Sementara itu, dr. Harmeni Wijaya menekankan makna besar dari gerakan ini.
“Setiap perempuan yang berani memeriksakan diri sejak awal bukan hanya menyelamatkan dirinya, tapi juga ikut membangun budaya kesehatan baru di Indonesia,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat