Demikian dikatakan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo. "Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," katanya.
Menurut dia, Prabowo lebih tepat maju sebagai capon presiden karena lebih berpengalaman dalam kancah politik di Tanah Air. "Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua, pengalamannya berbeda kan," ujarnya.
Dipasangkan Buat Kalahkan Anies
Pengamat Politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi berpandangan jika duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo berpotensi besar raih kemenangan di Pilpres 2024. Apalagi telah ada sinyal dukungan dari Presiden Jokowi. "Saya yakin karena lawan yang dihadapi Prabowo dan Ganjar adalah Anies yang memang punya potensi memenangkan Pilpres, maka polarisasi dukungan ini berusaha disatukan oleh Presiden Jokowi agar bisa mengalahkan Anies," kata Asrinaldi kepada Suara.com, Selasa petang.
Asrinaldi menyoroti pernyataan Presiden Jokowi soal duet Prabowo-Ganjar yang dianggap ideal. Jokowi dinilai telah punya pertimbangan tersendiri untuk mendorong Prabowo dengan Ganjar. "Tentu beliau ada pertimbangan mengapa pasangan ini diduetkan. Kalau ini terjadi tentu pasangan ini punya kans yang lebih besar dibandingkan dengan pasangan calon lain," ujarnya.
"Apalagi keduanya tokoh di mata masyarakat yang sama-sama memiliki pendukung militan untuk memenangkan mereka. Jadi ini pernyataan presiden yang menarik menurut saya," sambungnya.
Lebih lanjut, saat ditanya soal apakah duet Prabowo-Ganjar akan mudah terealisasi atau mendapatkan ganjalan mengingat PDIP hingga kini belum bersikap, Asrinaldi meyakini tidak ada ganjalan serius terhadap duet tersebut.
Soal PDIP belum bersikap, Ganjar kekinian dalam posisi menunggu saja. Jika tidak dicalonkan atau diusung oleh PDIP, maka Ganjar dinilai bisa maju dari partai politik lain. "Jadi posisinya menunggu pencalonan dari PDIP untuk menghindari rasa bersalahnya kalau mencalonkan diri sebelum deklarasi dari PDIP," katanya.
PDIP Ngotot Ingin Capres
Baca Juga: CEK FAKTA: Anies Baswedan dan Surya Palih Fitnah Jokowi saat Pidato
Merespons pernyataan Hashim Djojohadikusumo membuka peluang koalisi Pilpres, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, menegaskan capres harus berasal dari kader partainya. "Ya penawaran kerja sama tentu saja dalam rangka calon presiden, berasal dari PDI Perjuangan," kata Hasto dalam keterangannya, Senin kemarin.
Hasto mengatakan, untuk membahas soal calon wakil presiden itu dapat berasal sesuai dengan konfigurasi politik yang ada dan kerjasama antarpartai politik. Menurutnya, harus ada kesepakatan bersama soal pasangan capres-cawapres. "Artinya harus disepakati bersama-sama oleh partai politk yang membangun kerjasama tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto menyampaikan, sesuai amanat dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di HUT ke-50 partai, ditegaskan bahwa capres berasal dari kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
Pasalnya, partainya telah melakukan proses kaderisasi secara sistemik, serta melakukan penugasan terhadap kader-kader partai baik di tingkat nasional maupun daerah dalam perspektif yang ideal. "Partai mengusung calon presiden dari kader internal partai, itulah yang diperjuangkan oleh PDI Perjuangan," jelasnya.
Selain itu, kata Hasto pasangan capres dan cawapres maupun tokoh yang akan diusung di Pilpres 2024 ditentukan oleh Megawati selaku Ketua Umum PDIP. "Ya nanti Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan memutuskan pasangan yang terbaik dan sesuai dengan harapan rakyat," kata Hasto.
"Jadi, kalau kita lihat secara empiris pada 2014 dan 2019, maka tahapannya, Ibu Megawati Soekarnoputri menetapkan calon presiden dari internal PDI Perjuangan. Pada saat itu adalah Bapak Jokowi," sambungnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024