Suara.com - Dugaan kebocoran data di lembaga pemerintah kembali terjadi. Kali ini, data daftar pemilih tetap (DPT) di Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) yang diduga bocor karena aksi peretasan.
Menanggapi kasus kebocoran data DPT Pemilu 2024 di KPU, pakar keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan jika dilihat sistem keamanan siber milik pemerintah masih berada di level 5.
"Jika 1-10, ada di angka 5, ada beberapa yang di angka 7, tapi gak ada yang lebih dari itu. Banyak juga yang masih di bawah 5,” kata Alfons saat dihubungi Suara.com lewat sambungan telepon, Rabu (29/11/2023).
Bobolnya sistem keamanan siber pemerintah ini, bukan pertama kali. Jika mundur sedikit ke belakang atau tepat pada Juli 2023, sederet kebocoran data pernah terjadi.
Pembobolan data tersebut, mulai dari data Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Masalah kebocoran data kan kita tahu security sistem di pemerintah kita cukup lemah. Bisa terlihat dari tahun 2023, kita selalu mengalami kebocoran data, yakni pemerintah,” jelasnya.
Dugaan Kebocoran Data DPT
Alfons melihat, dugaan kebocoran data DPT di KPU itu memang sudah menjadi incaran karena sebentar ladi Indonesia akan menggelar Pemilu 2024 mendatang.
"Kita sudah tahu DPT ini memang menjadi incaran dari peretas,” katanya.
Baca Juga: Dibobol Hacker, 204 Juta Data DPT Bocor dan Dijual Peretas
Sebagai penyelenggara Pemilu, seharusnya KPU telah menyiapkan segala sesuatunya jika hal ini terjadi.
Jangan sampai masyarakat tidak percaya dengan penyelenggaran KPU buntut kebocoran data, dan melegitimasi Pemilu.
Namun, Alfons menekankan, Pemilu di Indonesia nanti akan digelar secara offline. Sehingga jika memang kebocoran data DPT terjadi, masih ada rekapan penghitungan offline.
"Andaikan data yang diunggah KPU itu bisa diretas, namun tidak akan mengubah hasil offline," jelas Alfons.
Jual-Beli Data
Alfons menyebut, jual beli-data hasil pembobolan bukan hal baru di dunia IT. Siapa pun bisa membeli data tersebut asalkan memiliki uang.
"Jelas, Bjorka telah memiliki semua. Siapa yang punya uang dia bisa membelinya. Tinggal masukan NIK, keluar data itu semua, mulai dari nomor telepon sampai nama orang tua, tanggal lahir dan lainnya,” jelas Alfons.
Biasanya, lanjut Alfons, orang yang membeli data tersebut beragam alasannya. Mulai untuk pemetaan masyarakat hingga menampung hasil kejahatan.
"Jika yang membeli negara asing, biasanya untuk pemetaan rakyat Indonesia. Jika diolah bisa saja dijadikan big data dan ini sangat berbahaya," jelasnya.
"Kalau penjahat yang beli, bisa untuk memalsukan data. Misal membuka rekening palsu untuk menampung hasil kejahatan,” imbuhnya.
Tag
Berita Terkait
-
Keterwakilan Caleg Perempuan Tak Penuhi Target 30 Persen, Bawaslu: KPU Lakukan Pelanggaran Pemilu
-
Data Pemilih di KPU Diduga Diretas, Mahfud Ogah Buru-buru Bicara Potensi Kecurangan Pemilu: Belum Sejauh Itu
-
Diduga Dibobol Hacker, KPU: Banyak Pihak Punya Data DPT Pemilu 2024
-
Ikut Turun Tangan, Kominfo Selidiki Kasus Kebocoran Data Pemilih
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024