Suara.com - Prof. Dr. Tirta Nugraha Mursitama, Ph.D. (Guru Besar, Binus University)
Debat kedua para calon wakil presiden malam ini memperlihatkan banyak kejutan.
Ada Cak Imin yang mengusung "slepetnomics" dengan sarungnya.
Gibran dengan gaya anak muda yang cool namun berisi hingga Pak Mahfud yang justru agak kedodoran sebagai tokoh paling senior.
Bagaimana penampilan ketiganya dan siapa yang paling unggul?
Penampilan Cak Imin terhitung buruk. Sering tidak fokus dalam menyampaikan visi dan misinya maupun saat menjawab pertanyaan sekalipun. Ada kesan menganggap remeh lawan.
Bahkan saat diminta bertanya pun yang seharusnya kesempatan menyerang, Cak Imin seolah menjadi "jubir" Gibran karena mempersilakan Gibran menyampaikan tips dan trik sukses sebagai walikota Solo.
Ketika ditanya gagasan tentang perdagangan, yang disampaikan adalah meningkatkan kualitas produksi dalam negeri sehingga bisa bersaing.
Namun hal ini juga masih mengambang. Upaya yang ada selama ini masih bersifat parsial, tumbuh sendiri-sendiri dan tidak ada gerakan terstruktur, demikian ungkap Cak Imin.
Baca Juga: Adu Rekam Jejak Akademis Cak Imin vs Gibran vs Mahfud MD, Hasil Debat Cawapres Jadi Bukti?
Ia mendorong diplomasi agar lebih ekspansif dengan "menylepet" para duta besar dalam melakukan tugasnya agar tidak normatif semata.
Dalam pernyataan pembukaan maupun penutupnya, Cak Imin banyak mengeluarkan jargon-jargon yang tidak dijelaskan secara komprehensif.
Akibatnya, tidak menambah kualitas debat secara substansi maupun penampilan sebagai seorang calon wakil presiden. Saya menilai penampilan Cak Imin: 6.
Secara umum penampilan Gibran sangat baik dan di luar dugaan banyak orang.
Ia menjungkirbalikkan anggapan orang bahwa ia takut berdebat. Gibran menguasai substansi, penuh percaya diri, humble namun tetap simpatik.
Dengan bekal pengalaman sebagai walikota Solo sangat membantu memahami dan menyampaikan apa yang telah dikerjakan sehingga tidak mengawang-awang.
Ide tentang keberlanjutan, percepatan dan penyempurnaan relatif dapat disampaikan dengan lancar dan mudah dicerna publik awam sekalipun.
Narasi tentang pembangunan infrastruktur fisik, sosial, kemanusiaan yang seimbang, hilirisasi nikel hingga digital sampai soal stunting, tersampaikan secara runut dan terlihat logis. Sosok seorang muda terkuak dari penampilan dalam debat kali ini.
Gibran menunjukkan sosok yang paling mengerti anak muda dibandingkan Cak Imin dan Pak Mahfud.
Retorikanya pun terlihat natural dan sesekali bernada keisengan ala anak muda yang membuat lawan debatnya tidak berkutik seperti pertanyaannya tentang regulasi carbon captured kepada Pak Mahfud dan pertanyaan tentang posisi perkembangan ekonomi Islam kepada Cak Imin.
Dengan penampilan penuh percaya diri ini, Saya menilai Gibran: 9.
Sedangkan penampilan Pak Mahfud jauh dari kapasitas seorang intelektual dan seorang menteri yang berpengalaman. Pernyataan pembukaan terlihat tidak terlalu fokus dan out of topic debat kedua kali ini.
Dalam merespon pertanyaan seringkali pembukaan terlalu panjang sedangkan substansi yang disampaikan tidak menjawab pertanyaan. Blunder dalam mengkritik duta besar yang tidak bekerja semestinya karena kurang kompeten yang disebkan proses rekrutmen yang jelek.
Hal seperti ini mestinya tidak perlu disampaikan ketika diberikan kesempatan menjelaskan gagasan tentang upaya optimalisasi perjanjian perdagangan internasional dalam rangka peningkatan ekspor.
Pukulan telak bagi Pak Mahfud adalah ketika Gibran menanyakan soal regulasi carbon captured yang tidak bisa dijawab.
Semestinya lebih baik mengakui bila tidak paham dibandingkan jawaban melebar kemana-mana menandakan ketidakpahaman beliau.
Secara umum terlihat Pak Mahfud tidak terlalu menguasai isu ekonomi dan perdagangan.
Mungkin karena Pak Mahfud adalah ahli hukum. Tapi itu bukan sebuah apologi yang bisa diterima publik.
Akhirnya, pernyataan penutupan Pak Mahfud yang membaca deretan puluhan program terasa kering dan tidak mengena.
Bahkan gagal dimanfaatkan dengan baik untuk mengajak khalayak mendukungnya. Saya menilai 7.
Dengan demikian, pemenang debat kedua malam ini adalah Gibran cawapres nomor urut 2.
Disusul kemudian Pak Mahfud dan Cak Imin yang harus rela menduduki dasar klasemen.
Berita Terkait
-
Diledek Nagita Slavina, Begini Potret Selvi Ananda Dampingi Gibran Rakabuming Saat Debat Cawapres
-
Apa Itu SGIE, Carbon Capture and Storage? 'Jebakan Batman' ala Gibran
-
Profil Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi yang Jaketnya Dicengkeram Prabowo Subianto Saat Debat Cawapres 2024
-
Bak Langit dan Bumi, Beda Cuitan Cak Imin vs Gibran Usai 'Slepet-slepetan' di Debat Cawapres
-
Harta Kekayaan Bahlil Lahadalia Tembus Rp302 Miliar, Kini Viral Gegara 'Insiden' di Debat Cawapres
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024