Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyoroti banyaknya petugas penyelenggara pemilu berbadan ad hoc, termasuk kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia.
Untuk itu, KontraS bersama Indonesia Corruption Watch (ICW) mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk meminta pertanggungjawaban.
"Kami meminta pertanggungjawaban KPU. KPU seharusnya bisa secara terbuka dan transparan menyampaikan kepada publik apa sebetulnya alasan sesungguhnya," kata Peneliti KontraS Rozy Brilian Sodik di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2024).
"Kalau kemarin kita lihat (alasannya) hanya kelelahan. Berulang-ulang disebut hanya kelelahan dan seterusnya," tambah dia.
Meski jumlah petugas badan ad hoc yang meninggal dunia lebih sedikit dibanding Pemilu 2019, Rozy masih menilai tidak ada perbaikan yang signifikan dilakukan KPU untuk mencegah petugas meninggal dunia.
"Kami juga menagih KPU sebagai penyelenggara pemilu juga bisa menyampaikan kepada publik secara transparan dan akuntabel bagaimana kompensasi yang akan diberikan kepada korban dan keluarga korban, baik yang sakit maupun meninggal dunia," ujar Rozy.
Tidak hanya itu, KontraS bersama ICW juga menyoroti adanya dugaan kecurangan dalam penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) oleh petugas KPPS.
"Bahkan, di lapangan kami menemukan para petugs KPPS ikut terlibat dalam berbagai kecurangan yang ada di TPS," ucap Rozy.
Terakhir, dia juga meminta penjelaskan kepada KPU terhadap perlindungan fisik dan hukum terhadap petugas yang mendapat ancaman dan intimidasi.
Baca Juga: KPU Respons Surat PDIP Soal Penolakan Sirekap, Ini Langkah yang Dilakukan
"Kita tahu kemarin di Pamengkasan, ada teror berupa bom yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikenal kepada salah satu petugas KPPS," tutur Rozy.
"Walaupun sudah diusut oleh Polda Jatim, kalai saya tidak salah, tapi paling tidak, KPPS yang kemudian direkrut oleh KPU ini juga memiliki satu tanggungjawab soal perlindungan hukum atau perlindungan fisik karena hal-hal tersebut berkaitan dengan kekerasan dan nyawa," tandas dia.
Sebelumnya, KPU mengungkapkan hingga saat ini ada 71 orang petugas badan ad hoc penyelenggara pemilu yang meninggal dunia.
Hal itu disampaikan Ketua KPU Hasyim Asy'ari dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan.
"Para penyelenggara pemilu badan ad hoc, terutama pada peak season yang bebannya berat pada tanggal 14 Februari sampai 18 Februari 2024 jam 23.58 WIB. Dalam catatan kami, yang meninggal ada 71 orang," kata Hasyim, Senin (19/2/2024).
Lebih lanjut, dia memerinci jumlah petugas yang meninggal dunia terdiri dari satu orang petugas panitia pemilihan kecamatan (PPK), dan panitia pemungutan suara (PPS) di tingkat kelurahan dan desa meninggal dunia sebanyak 4 orang.
Berita Terkait
-
Pemilu Telan Banyak Nyawa KPPS dan Sirekap Tuai Kecurigaan, ICW dan KontraS Desak KPU Buka-bukaan ke Publik
-
Heran Suaranya Naik hingga 400 Ribu, Ade Armando Minta KPU Tak Publikasikan Hasil Real Count Sebelum Ada Kepastian
-
Surat Pemberhentian Rekapitulasi Suara Beredar, Said Didu Sebut KPU Berupaya Merekayasa Hasil Pemilu
-
KPU DKI Gelar Pemilu Susulan Pada 18 TPS di Jakarta, Bagaimana Kesiapan Logistik?
-
KPU Respons Surat PDIP Soal Penolakan Sirekap, Ini Langkah yang Dilakukan
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024