Suara.com - Politikus PSI Ade Armando menyarankan agar KPU tidak mempublikasikan hasil real count Pileg DPR sebelum ada kepastian data akurat.
Hal tersebut dikatakan ade dalam video yang diunggah di akun X @adearmando61, dilihat Kamis (22/2/2024).
"Saya sarankan KPU tidak mempublikasi dulu hasil rekapitulasi suara pemilihan anggota DPR sebelum ada kepastian data yang akan ditampilkan akurat," kata Ade Armando.
Ade menilai data yang tersaji di website KPU membingungkan. Dirinya khawatir kalau tidak segera dibenahi, masyarakat sama sekali tidak percaya dengan data KPU.
Ade mencontohkan soal suaranya sebagai caleg PSI di dapil DKI Jakarta II yang mencakup Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.
"Di website KPU, data jumlah pemilih saya terus berubah-ubah selama seminggu terakhir. Mula-mula 6 ribu, lantas meloncat ke 90 ribu tiba-tiba terus naik ke 100 ribu, 200 ribu. Bahkan dua hari yang lalu sempat jadi 400 ribu." ujarnya.
Ade mengaku senang jika memang meraih suara ratusan ribu. Namun hal itu di luar akal sehat. Belakangan suara Ade turun. Dirinya menduga karena ada pembenahan.
"Tampaknya terjadi pembenahan besar-besaran, sehingga suara pemilih saya langsung turun menjadi 26 ribu. Pada pukul 12.00 WIB turun lagi menjadi 24 ribu.
Dirinya memahami data yang harus disajikan KPU sangat banyak. Namun, masalah itu seharusnya dapat diantisipasi sebelumnya.
"Tapi itu kan masalah yang seharusnya sudah bisa diantisipasi dan ditentukan jalan keluarnya sebelum publikasi real count dilakukan," katanya.
Ade mengatakan jika KPU memilih mempublikasikan data
yang belum bisa dipastikan keakuratannya, situasi dapat menjadi chaos.
"Paling menakutkannya kalau lantas banyak tuduhan bahwa KPU memang sengaja berusaha mengacaukan jalannya penghitungan suara yang objektif," katanya.
Berita Terkait
-
PSI Jakarta Ungkap Aksi Nyata Jawab Tuntutan 17+8, Apa Saja?
-
PSI NTT Desak DPR Segera Sahkan RUU Perampasan Aset
-
Bukan Saya, Anggota PSI Klarifikasi Usai Wajahnya Mirip Driver Ojol yang Dipanggil Wapres Gibran
-
Bukan Kader PSI, Inilah Driver Ojol Asli yang Bertemu Gibran di Istana Wapres
-
Gibran Digugat Rp125 Triliun: Ijazah Luar Negeri Jadi Sorotan, Ini Tanggapan KPU
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?