Suara.com - Umat Hindu Dharma di Bali menggelar ritual Tumpek Landep, persembahan suci khusus untuk semua jenis benda yang terbuat dari bahan besi, logam maupun benda tajam seperti keris dan senjata pusaka, Sabtu (22/3/2014). Selain keris dan pusaka, turut mendapatkan perhatian khusus berbagai jenis benda lain seperti mesin produksi, kendaraan, sepeda motor dan alat teknologi lainnya.
"Kegiatan ritual menggunakan kelengkapan sarana banten, rangkaian janur kombinasi bunga dan buah-buahan dipersembahkan untuk berbagai jenis alat produksi dan aset dari bahan besi, tembaga maupun emas," kata Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Neger (IHDN) Denpasar Dr I Ketut Sumadi.
Kegiatan ritual itu, umumnya, dilakukan di masing-masing rumah tangga dengan skala kecil, madya dan utama sesuai kemampuan dari keluarga bersangkutan. Semua itu bermakna untuk memohon keselamatan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewa Senjata.
Kegiatan ritual berkaitan dengan Tumpek Landep di masing-masing keluarga maupun perusahaan dan kantor berlangsung sejak pagi, sore hingga malam hari.
Ketut menambahkan, Tumpek Landep sekaligus merupakan "pujawali" Betara Siwa yang berfungsi melebur dan "memralina" (memusnahkan) kembali ke asalnya.
Tumpek Landep berlangsung setiap 210 hari sekali. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempersembahkan kurban suci ditujukan kepada alat-alat pertanian berupa canggul, sabit maupun traktor.
Semua peralatan yang terbuat dari besi dan tembaga termasuk mobil dan sepeda motor yang lalu-lalang di jalan raya pada hari Tumpek Landep itu diisi sesajen dan hiasan khusus dari janur yang disebut "ceniga", "sampian gangtung", dan "tamiang".
Semua itu merupakan wujud puji syukur orang Bali ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan pengetahuan dan kemampuan merancang teknologi canggih, hingga tercipta benda-benda yang dapat mempermudah manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Pendiri sekaligus pengelola Museum Neka, Pande Wayan Suteja Neka yang mengoleksi ratusan keris pusaka menuturkan, perayaan Tumpek Landep kali ini dilakukan secara sederhana, karena hari suci khusus untuk keris itu jatuh dua kali dalam setahun, sehingga perayaan digilir sederhana dan utama (besar).
Perayaan kali ini bersifat sederhana, menyusul perayaan yang akan datang bulan Oktober mendatang kembali bersifat utama.
Keris yang menjadi koleksi museum umumnya berumur ratusan tahun yang "diburunya" satu persatu dari berbagai pelosok pedesaan di Bali maupun dari sejumlah daerah di Tanah Air dan mancanegara.
Museum swasta pertama di Indonesia yang diresmikan 7 Juli 1982 atau 32 tahun yang silam, awalnya hanya mengoleksi seni lukis, seni patung, namun sejak 20 Nopember 2005 atau sembilan tahun yang silam diperkaya dengan tambahan koleksi keris pusaka.
Koleksi keris pusaka pada awalnya bisa dihitung dengan jari, namun sekarang sudah bertambah menjadi 300 pucuk, disamping 312 koleksi berbagai jenis lukisan dan patung. (Antara)
Berita Terkait
-
Cara Ikut Daftar Komunitas Ojol Kamtibmas, Rekam Kejahatan Bonusnya Rp500 Ribu Per Orang
-
Pelaku Industri ICT dan Digital Kompak Dukung Percepatan Digitalisasi Nasional Indonesia
-
Indosat Gandeng UN Women: Lahirkan "SheHacks" Mini di Daerah!
-
Dari Reformasi Sampai Gen Z: Kisah FODIM, Komunitas Kritis yang Tak Lekang Waktu di Atma Jaya
-
TPJF 2025, Satu Dekade Merajut Budaya dan Musik Jazz dalam A Culture Resonance
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Cerita 103 Lebih Lapangan Kerja Hijau Tercipta dari Desa hingga Pesisir
-
Kesetaraan hingga Realita Pendidikan, Puluhan Desainer Bawa Pesan Kehidupan di Journey in Elysium
-
Tak Kalah dari Hiu, Ini 11 Ikan Lokal Tinggi Protein yang Bagus untuk Anak-Anak
-
Dijamin Mirip Asli, Ini 7 Prompt Gemini AI Bikin Foto di Pantai Sunset tanpa Ubah Wajah
-
Nagita Slavina Rilis Produk Extrait de Parfum, Apa Bedanya dengan Eau de Parfum?
-
Geger Keracunan MBG, Makanan Sebaiknya Disajikan Berapa Jam Setelah Dimasak?
-
Cari Sunscreen Lokal yang Bagus dan Murah? Ini 5 Pilihan Terbaik Mulai Rp18 Ribuan
-
Bagaimana Cara Membedakan Sepatu On Cloud Asli dan Palsu? Begini 7 Panduannya
-
Dokter Tan Shot Yen Lulusan Mana? Viral Kritik Menu MBG saat Rapat dengan DPR
-
Awal Puasa Ramadan 2026, Muhammadiyah dan Pemerintah Sama atau Beda?