Sejak beratus tahun lalu Kesultanan Ternate dikenal sebagai penghasil rempah. Dan untuk mengabadikan itu, pemerintah kota Ternate, Maluku Utara, membangun museum rempah yang akan menjadi pusat dokumentasi benda, data, dan berbagai informasi terkait sejarah keberadaan rempah di daerah ini.
Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate Rinto Thaib mengatakan Ternate dikenal sebagai penghasil rempah, khususnya cengkih dan pala.
Karena rempah-rempah inilah negara-negara Eropa, seperti Portugis, Spanyol dan Belanda datang ke Ternate pada abad ke-15. Bahkan karena keberadaan rempah itu pula yang menjadikan Ternate sebagai salah satu pusat perdagangan utama di Asia pada masa lampau.
Oleh karena itu, kata Rinto Thaib, Pemkot Ternate perlu membangun museum rempah sehingga masyarakat Ternate sekarang dan masa datang bisa mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai sejarah keberadaan rempah di daerah ini.
Selain itu, keberadaan museum rempah tersebut nantinya juga bisa menjadi sarana penelitian mengenai rempah oleh mahasiswa dan peniliti serta menjadi daya tarik bagi wisatawan, khususnya dari negera yang pernah menjajah Ternate.
Ia mengatakan, museum rempah tersebut akan dibangun di kawasan Benteng Orange dengan memanfaatkan salah satu bangunan yang ada di dalamnya, sehingga keberadaannya sangat sesuai dengan benteng sebagai salah satu simbol peninggalan kolonial di Ternate.
Museum rempah ini nantinya tidak hanya menyajikan berbagai data dan informasi mengenai rempah, tetapi juga benda-benda lainnya yang memiliki nilai sejarah, seperti miniatur kora-kora, yakni sejenis perahu tradisional yang dulunya digunakan untuk berbagai keperluan seperti kapal perang dan sarana penyebaran Islam.
"Di sekitar museum rempah tersebut akan ditanam pula cengkih dan pala, sehingga pengunjung yang datang, khususnya wisatawan yang belum melihat fisik cengkih dan pala bisa langsung melihatnya di lokasi itu," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Gelang Emas Firaun Dicuri dari Museum Mesir, Dijual Cuma Laku Segini
-
Fotografer Terkemuka Berbagi Karya dalam Pameran 80 Tahun Keberagaman Indonesia
-
ARTJOG 2025 Motif Amalan: Seni Lebih dari Estetika
-
Arca Ganesha Raib Saat Museum Kediri Dijarah Saat Demo, Fadli Zon Minta Polisi Bertindak
-
Apa Saja Koleksi Langka di Museum Bagawanta Bhari? Dijarah Pas Demo 30 Agustus 2025
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Siapa Suami Nadya Almira? Eks Artis FTV Hijrah, Kasus 13 Tahun Lalu Kembali Disorot
-
5 Rekomendasi Skincare Pria Terbaik untuk Atasi Flek Hitam, Wajah Auto Bersih!
-
5 Parfum Wanita Terbaik, Wangi Tahan Berjam-jam Mulai Rp60 Ribuan
-
Sumber Penghasilan Tasya Farasya, Cuma Tuntut Nafkah Rp100 Perak dari Ahmad Assegaf
-
Profil Sekolah Garuda: dari Mana Gurunya? Ini Kurikulum dan Sistemnya
-
Rekrutmen Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih 2025 Kembali Dibuka, Cek Jadwal dan Persyaratannya
-
5 Rekomendasi Bedak Gatal selain Herocyn, Bisa Dipakai Mulai dari Bayi
-
Jadi Jenis Kepribadian Baru, Apa Beda Otrovert dan Ambivert?
-
Sunscreen SPF Berapa yang Bagus untuk Kulit? Ini 5 Rekomendasi Terbaiknya
-
7 Rekomendasi Bedak Tabur Lokal Terbaik Harga Terjangkau, Mulai 20 Ribuan