Keindahan bawah laut bumi Nusantara sudah lama menjadi surganya para penyelam. Gugusan pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, membuat para penyelam dari seluruh dunia berdatangan ke Indonesia.
Dan, jika Anda suka menyelam atau berminat menekuni olahraga satu ini, belum lengkap rasanya jika tak mencoba menyelami kehidupan bawah laut perairan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Kabupaten yang memiliki garis pantai sepanjang 472 kilometer ini adalah bagian dari segitiga terumbu karang dunia (World Coral Triangle) dan termasuk bagian wilayah dari Teluk Tomini, yang merupakan teluk terbesar kedua di Indonesia.
Dengan garis pantai yang cukup panjang, tak heran bila salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah ini memiliki banyak titik selam dengan keunikan pemandangan bawah lautnya masing-masing.
"Karena berada di sebuah teluk, maka perairan di sini sangat tenang, ini kondisi ideal bagi para penyelam pemula," ujar Ilham dari Equator Dive Resort atau Dive Center di Parigi Moutong, dalam acara peluncuran buku 'Parigi Moutong Surga Bawah Laut di Zona Khatulistiwa', Rabu (25/2/2015) di Jakarta.
Ilham menambahkan jarak pandang di bawah air juga sangat bagus, bahkan bisa mencapai 40 meter. Selain itu, penyelam pun bisa melakukan shore dive maupun boat dive atau menyelam dengan menggunakan perahu.
Titik selam, lanjut dia, saat ini masih terkonsentrasi di area Marantale dan Ampibabo. Untuk area Marantale jumlah titik selam yang tercatat mencapai 20 titik, diantaranya Teluk Nalera, Malmel, Tanjung Uevolo, Ujuna, Mangrove Avolua hingga Pasi Laiga. Sementara belum ada catatan pasti tentang titik selam di Ampibabo. Diperkirakan jumlahnya mencapai 50 titik.
Menyelam di Parigi Moutong, Anda akan disuguhi pemandangan bawah laut yang didominasi oleh aneka ragam koral-koral raksasa, seperti branching table coral, fire coral, velvet coral hingga lettuce coral.
Penyelam pun dapat melihat terumbu karang yang beraneka warna dan formasi spons raksasa berukuran hingga dua meter serta underwater boulder yang terdiri dari koloni hard coral layaknya gugusan taman-taman di pulau dengan hamparan pasir putih yang luas.
Kumpulan koloni tersebut dapat berkembang begitu besar karena perairan Teluk Tomini belum banyak tercemar dan menjadi sumber penghidupan bagi banyak organisme lain. Tube coral, Salvador Dali hingga Gorgonia Fan raksasa tersebar di sini.
Tak hanya itu, Parigi moutong juga kaya akan keanekaragaman hayati, seperti kepiting, udang, moluska, anthias, hawk fish, clown fish hingga dottyback. Jika beruntung, para penyelam di Teluk Tomini juga bisa mendapatkan bonus 'bermain-main' dengan ikan hiu paus dan ikan hiu bintang.
"Semua itu bisa kita saksikan dari pinggir laut, hanya sekitar 10 meter dari pantai. Tidak perlu jauh-jauh ke ujung timur Indonesia dan mengeluarkan biaya puluhan juta untuk melihat hiu-hiu tersebut. Hanya datang ke sini," kata Bupati Parigi Moutong, H. Samsurizal Tombolotutu berpromosi.
Soal keamanan? Ilham mengatakan pusat penyelaman di Parigi Moutong telah memiliki sarana pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan tabung oksigen yang tersedia di kapal maupun resor. Meski diakuinya belum tersedia fasilitas decompression chamber maupun terapi hiperbarik oksigen. Fasilitas hiperbarik oksigen terdekat ada di Rumah Sakit Gunung Wenang di Kota Manado, Sulawesi Utara dan RSU Makassar di Sulawesi Selatan.
Untuk itu ia meminta para pengunjung untuk memastikan tidak akan menyelam melewati batas. Penyelaman, ujarnya, harus terencana dengan baik, untuk menghindari risiko mengalami decompression sickness (DCS). Walaupun sampai saat ini, belum ada catatan mengenai penyelam yang mengalami DCS.
"Titik selam di Parigi Moutong dapat diselami sepanjang tahun. Namun waktu terbaik untuk menyelam pada bulan April hingga September," ujar Ilham.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Sepatu Futsal yang Bisa Dipakai untuk Jalan-Jalan, Harga Mulai Rp300 Ribuan
-
Liburan Keluarga Hemat, Ini 5 Mobil Bekas Rp40 Jutaan, Muat Banyak, Irit Bensin
-
Fakta Baru Kasus Anak Kasi Propam Tapsel: Wanita di Mobil Ternyata Pacar, Bukan Guru
-
Kesempatan Langka Buat Pria, Belanja Skincare Bisa Jalan-Jalan Gratis ke Italia dan Nonton MotoGP
-
Viral Kasus Lucky Hakim, Ini Aturan Jalan-Jalan Ke Luar Negeri Buat Pejabat
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
Terkini
-
Meski Ekonomi Lagi Lesu, Self-Care Tetap Jadi Prioritas di Gaya Hidup Modern
-
5 Lip Balm SPF 30+ untuk Bibir Lembap dan Terlindungi Maksimal di Luar Ruangan
-
Ketika Mimpi Tak Punya Batas: Kisah Inspiratif dari Para Siswa dan Alumni SLB N Cilacap
-
Kulit Kering Sebaiknya Pakai Moisturizer Tekstur Apa? Cek Rekomendasi yang Bisa Dicoba
-
Ramalan Shio Besok 5 Desember 2025, Ini 6 yang Paling Hoki dan Lancar Rezeki
-
Kolagen Banking vs Suntik Filler: Mana yang Lebih Aman untuk Melawan Tanda Penuaan?
-
Lebih Bagus Compact Powder atau Two Way Cake? Ini Rekomendasi Produknya!
-
Rahasia Kulit Glowing: 8 Manfaat Ajaib AHA yang Wajib Kamu Tahu!
-
Hari Ini Malam Jumat Kliwon atau Bukan? Cek Wetonnya Menurut Kalender Jawa
-
5 Pilihan Parfum Mykonos yang Wanginya Tahan Lama untuk Pekerja Kantoran