Pedagang batu akik di Jatinegara, Jakarta Timur. (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Panitia Festival Watu Aji Nusantara di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan omzet penjualan batu akik dan bahan mentah batu akik pada 31 peserta dari berbagai daerah di Tanah Air, hampir mencapai Rp500 juta/hari.
"Kami tidak memiliki data pasti, tapi pendataan yang kami lakukan kepada peserta rata-rata omzetnya sehari sekitar Rp15 juta/peserta, sehingga seluruh peserta bisa mencapai hampir Rp500 juta/hari," kata Ketua Panitia Festival Watu Aji Nusantara di Bojonegoro Wahyu Subakdiono, di Bojonegoro, Minggu (12/4/2915).
Menurut dia, panitia tidak bisa melakukan pendataan secara pasti, karena transaksi penjualan batu akik dan bahan batu akik dilakukan secara langsung antara penjual dan pembeli.
"Yang jelas semua peserta yang mengikuti festival watu aji, mampu menjual batu akik, batu akik yang dilengkapi cincin dan bahan batu akik," katanya.
Senada dengan itu, seorang panitia lainnya Donny menjelaskan panitia seharusnya ikut menangani transaksi jual beli batu akik, batu akik yang dilengkapi cincin dan bahan batu akik, agar bisa mengetahui omzet secara pasti.
Caranya, lanjut dia, pengambilan barang yang dibeli pengunjung untuk pengambilannya di panitia yang sudah dilengkapi dengan nota harga penjualannya.
"Dari data itu panitia bisa menghitung omzet secara keseluruhan," ucapnya.
Sementara itu, peserta Festival Watu Aji Nusantara di Bojonegoro asal Kalimantan, Nasution, menyatakan tingkat penjualan batu akik, batu akik yang sudah dilengkapi cincin lebih bagus dibandingkan dalam pameran serupa di Cepu, Jawa Tengah.
Didampingi peserta lain, Nadya, Nasution enggan menyebutkan berapa jumlah rata-rata penjualan barang dagangannya dalam festival watu aji di Bojonegoro.
"Penjualan di Bojonegoro, sangat bagus. Kalau di Cepu, Jawa Tengah, saya mampu menjual sekitar 200 batu akik/hari," jelas dia.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Amir Syahid, tidak menduga sambutan masyarakat dalam acara Festival Watu Aji di daerahnya sangat bagus.
"Terlepas dari omzet jumlah pengunjung yang datang ke festival jauh lebih banyak dibandingkan dengan pelaksanaan serupa di berbagai daerah di Tanah Air, seperti di Pati, Solo, Jawa Tengah," paparnya.
Festival "Watu Aji" Nusantara yang digelar pertama kalinya di daerah setempat, yang dimulai sejak 9 April dan berakhir 12 April, diikuti 31 peserta dari berbagai daerah di Tanah Air. (Antara)
"Kami tidak memiliki data pasti, tapi pendataan yang kami lakukan kepada peserta rata-rata omzetnya sehari sekitar Rp15 juta/peserta, sehingga seluruh peserta bisa mencapai hampir Rp500 juta/hari," kata Ketua Panitia Festival Watu Aji Nusantara di Bojonegoro Wahyu Subakdiono, di Bojonegoro, Minggu (12/4/2915).
Menurut dia, panitia tidak bisa melakukan pendataan secara pasti, karena transaksi penjualan batu akik dan bahan batu akik dilakukan secara langsung antara penjual dan pembeli.
"Yang jelas semua peserta yang mengikuti festival watu aji, mampu menjual batu akik, batu akik yang dilengkapi cincin dan bahan batu akik," katanya.
Senada dengan itu, seorang panitia lainnya Donny menjelaskan panitia seharusnya ikut menangani transaksi jual beli batu akik, batu akik yang dilengkapi cincin dan bahan batu akik, agar bisa mengetahui omzet secara pasti.
Caranya, lanjut dia, pengambilan barang yang dibeli pengunjung untuk pengambilannya di panitia yang sudah dilengkapi dengan nota harga penjualannya.
"Dari data itu panitia bisa menghitung omzet secara keseluruhan," ucapnya.
Sementara itu, peserta Festival Watu Aji Nusantara di Bojonegoro asal Kalimantan, Nasution, menyatakan tingkat penjualan batu akik, batu akik yang sudah dilengkapi cincin lebih bagus dibandingkan dalam pameran serupa di Cepu, Jawa Tengah.
Didampingi peserta lain, Nadya, Nasution enggan menyebutkan berapa jumlah rata-rata penjualan barang dagangannya dalam festival watu aji di Bojonegoro.
"Penjualan di Bojonegoro, sangat bagus. Kalau di Cepu, Jawa Tengah, saya mampu menjual sekitar 200 batu akik/hari," jelas dia.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Amir Syahid, tidak menduga sambutan masyarakat dalam acara Festival Watu Aji di daerahnya sangat bagus.
"Terlepas dari omzet jumlah pengunjung yang datang ke festival jauh lebih banyak dibandingkan dengan pelaksanaan serupa di berbagai daerah di Tanah Air, seperti di Pati, Solo, Jawa Tengah," paparnya.
Festival "Watu Aji" Nusantara yang digelar pertama kalinya di daerah setempat, yang dimulai sejak 9 April dan berakhir 12 April, diikuti 31 peserta dari berbagai daerah di Tanah Air. (Antara)
Komentar
Berita Terkait
-
Kemenperin: Penyeragaman Kemasan Jadi Celah Peredaran Rokok Ilegal
-
Greenpeace Ingatkan Pemerintah: COP30 Jangan Jadi Panggung Retorika Iklim
-
Mali Panggil Wonderkid Man United dan Bayer Leverkusen untuk Lawan Timnas Indonesia U-23
-
Menang Penghargaan, Hotel Bintang 5 di Bali Jadi Destinasi Kuliner Unggulan
-
Kumamoto Masters 2025: Menang Meyakinkan, Apriyani/Fadia Melaju Mulus ke Babak 16 Besar
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Padel Bukan Lagi Sekadar Tren: Ini Rahasia Perempuan Tetap Glowing dan Percaya Diri di Lapangan!
-
Kontroversi Gus Elham: Apa Sebenarnya Makna Panggilan Gus untuk Anak Laki-laki Kiai?
-
Cari Bedak Wudhu Friendly? Ini 5 Pilihan Halal yang Aman untuk Ibadah
-
Lonjakan Kasus Flu di Perkotaan, Benarkah Dipicu Perubahan Iklim?
-
MU+KU, Wajah Baru Retail Fashion yang Mengangkat Brand Lokal Berkualitas
-
15 Tips agar Aroma Parfum Tahan Lama di Kulit, Wangi Sepanjang Hari
-
Apa Itu Zero Growth? Konon Katanya Bakal Diterapkan untuk Pembukaan CPNS 2026
-
Bukan Cuma Gaya, Grooming Jadi Kunci Percaya Diri Pria Modern: Begini Caranya
-
Bayaran Syuting Amanda Manopo, Akui Siap Support Finansial kalau Kenny Austin Sepi Job
-
Kapan Libur Sekolah Semester Ganjil 2025/2026? Cek Jadwalnya di Sini dan Rencanakan Liburanmu