Food truck Doea Rawit menyajikan makanan khas Indonesia. [Suara.com/Deny Yuliansari]
Ada yang berbeda dengan food truck satu ini. Selain warnanya yang merah mencolok, dari enam food truck yang berjejer saat acara Indonesia Grease Party 2015 di Plaza Barat Senayan, hanya dia yang menggunakan ejaan lama dan ornamen batik sebagai hiasan truknya.
Namanya pun unik, Doea Rawit.
Keunikannya tak berhenti di situ, menu makanan yang ditawarkan juga berbeda dengan food truck kebanyakan yang menjual makanan ala western dan Mexican. Doea Rawit justru menawarkan makanan khas Indonesia.
"Karena kami yakin, pasar makanan Indonesia itu 'long lasting'," kata pemilik Doea Rawit Effendi Yoe kepada Suara.com.
Delapan menu yang ditawarkan, seluruhnya merupakan makanan berbahan dasar mie dengan pengolahan dan penyajian panganan khas Indonesia.
Makanan yang ditawarkan untuk mie kuah seperti Soto betawi, Kari ayam, Soto mie, dan Bakso sapi. Sedangkan panganan mie goreng antara lain Spesial udang, Rendang sapi, Iga penyet, dan Dendeng balado.
Seluruh menu yang ada, menurut Effendi merupakan hasil survei kecil-kecilan yang dilakukannya. Dia menganggap, delapan panganan inilah yang banyak digandrungi konsumen.
"Siapa yang tak kenal rendang dan iga. Siapa sih yang enggak suka bakso," katanya.
Meski mie yang digunakan adalah mi yang sudah beredar di pasaran, namun khusus untuk bumbu, Effendi sendirilah yang meracik khusus dengan rempah khas Indonesia.
"Bumbunya bikin sendiri. Dan sesuai dengan konsep kami yang menggunakan ejaan lama, kami ingin menyajikan resep warisan nenek moyang ini dalam bentuk yang modern," katanya.
Suara.com berkesempatan mencicipi dua dari delapan panganan yang disediakan yakni Mie Soto Betawi dan Mie Kari Ayam.
Penampilannya, dibuat sedikit mirip dengan mie instan, namun rasa dan pelengkap makanannya sangat berbeda. Bumbu mie soto betawi yang dipakai khas namun lebih ringan.
Penyajiannya pun lengkap dengan potongan sayuran, kerupuk emping, daging, dan sambal. Sedangkan mie kari ayam, memiliki aroma khas kari dengan warna kuah yang kuning dan bersantan.
Menurut Effendi, mie Kari Ayamnya lah yang paling banyak diminati konsumennya. Tidak salah, karena mie yang disajikan lengkap dengan paha ayam, sayuran dan sambal ini memang nikmat.
Harga makanan yang ditawarkan berkisar antara Rp30 hingga Rp45 ribu per porsi. Sedangkan minuman, Effemdi belum menyediakan minuman khas dari food trucknya.
Karena menggunakan konsep food truck, makanan Effendi hanya bisa didapatkan pada event tertentu. Tapi, lanjutnya, dia juga menerima pesanan katering dengan ketentuan khusus.
"Kami akan datang dengan truknya bila pemesanan minimal 150 porsi. Selebihnya akan kami jual secara retail biasa," katanya.
Untuk menekan biaya operasional harian, truk Effendi dibuat efisien dan khusus. Salah satu yang menonjol adalah penggunaan solar panel sebagai sumber listrik.
"Saya berani bilang kalau food truck kami yang pertama kali menggunakan solar panel," katanya.
Dengan konsep tersebut, Effendi berharap truknya bisa menjadi contoh food truck lainnya demi menjaga lingkungan.
"Meski awalnya mahal, tapi operasional hariannya jauh lebih murah. Bahkan lebih mahal saya menggaji karyawan," kelakarnya.
Namanya pun unik, Doea Rawit.
Keunikannya tak berhenti di situ, menu makanan yang ditawarkan juga berbeda dengan food truck kebanyakan yang menjual makanan ala western dan Mexican. Doea Rawit justru menawarkan makanan khas Indonesia.
"Karena kami yakin, pasar makanan Indonesia itu 'long lasting'," kata pemilik Doea Rawit Effendi Yoe kepada Suara.com.
Delapan menu yang ditawarkan, seluruhnya merupakan makanan berbahan dasar mie dengan pengolahan dan penyajian panganan khas Indonesia.
Makanan yang ditawarkan untuk mie kuah seperti Soto betawi, Kari ayam, Soto mie, dan Bakso sapi. Sedangkan panganan mie goreng antara lain Spesial udang, Rendang sapi, Iga penyet, dan Dendeng balado.
Seluruh menu yang ada, menurut Effendi merupakan hasil survei kecil-kecilan yang dilakukannya. Dia menganggap, delapan panganan inilah yang banyak digandrungi konsumen.
"Siapa yang tak kenal rendang dan iga. Siapa sih yang enggak suka bakso," katanya.
Meski mie yang digunakan adalah mi yang sudah beredar di pasaran, namun khusus untuk bumbu, Effendi sendirilah yang meracik khusus dengan rempah khas Indonesia.
"Bumbunya bikin sendiri. Dan sesuai dengan konsep kami yang menggunakan ejaan lama, kami ingin menyajikan resep warisan nenek moyang ini dalam bentuk yang modern," katanya.
Suara.com berkesempatan mencicipi dua dari delapan panganan yang disediakan yakni Mie Soto Betawi dan Mie Kari Ayam.
Penampilannya, dibuat sedikit mirip dengan mie instan, namun rasa dan pelengkap makanannya sangat berbeda. Bumbu mie soto betawi yang dipakai khas namun lebih ringan.
Penyajiannya pun lengkap dengan potongan sayuran, kerupuk emping, daging, dan sambal. Sedangkan mie kari ayam, memiliki aroma khas kari dengan warna kuah yang kuning dan bersantan.
Menurut Effendi, mie Kari Ayamnya lah yang paling banyak diminati konsumennya. Tidak salah, karena mie yang disajikan lengkap dengan paha ayam, sayuran dan sambal ini memang nikmat.
Harga makanan yang ditawarkan berkisar antara Rp30 hingga Rp45 ribu per porsi. Sedangkan minuman, Effemdi belum menyediakan minuman khas dari food trucknya.
Karena menggunakan konsep food truck, makanan Effendi hanya bisa didapatkan pada event tertentu. Tapi, lanjutnya, dia juga menerima pesanan katering dengan ketentuan khusus.
"Kami akan datang dengan truknya bila pemesanan minimal 150 porsi. Selebihnya akan kami jual secara retail biasa," katanya.
Untuk menekan biaya operasional harian, truk Effendi dibuat efisien dan khusus. Salah satu yang menonjol adalah penggunaan solar panel sebagai sumber listrik.
"Saya berani bilang kalau food truck kami yang pertama kali menggunakan solar panel," katanya.
Dengan konsep tersebut, Effendi berharap truknya bisa menjadi contoh food truck lainnya demi menjaga lingkungan.
"Meski awalnya mahal, tapi operasional hariannya jauh lebih murah. Bahkan lebih mahal saya menggaji karyawan," kelakarnya.
Komentar
Berita Terkait
-
4 Mobil Lawas Murah untuk Food Truck: Ide Bisnis Anak Kos, Harga Mulai 20 Jutaan
-
4 Rekomendasi Mobil yang Cocok Dijadikan Food Truck: Praktis, Tangguh, dan Irit
-
Review Film 'Chef', Lika-liku Mendirikan Usaha Food Truck bersama Anak
-
Anies Apresiasi Secara Khusus Para Humanies: Terima Kasih, Terima Kasih, Terima Kasih
-
Senangnya Anies Baswedan Dikirimi Food Truck Hasil Patungan KPopers: Luar Biasa!
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Belanja Penuh Kejutan, Mystery Box Ala Gopang Kini Lagi Hits di Indonesia
-
7 Cara Mengurangi Waktu Bermain Media Sosial Tanpa Terasa Menyiksa
-
Jajan KFC Kini Makin Mudah Pakai Paylater, Cek Caranya Biar Dapat Promo!
-
Cara Menghitung Pace Lari dan Contoh, Kamu Sudah Race atau Masih Easy Pace?
-
Mengenal Dry Brushing: Tren Kecantikan yang Mengubah Kulit Anda!
-
Dokter Estetika Korea: Kulit Sehat Jadi Tren Baru Perawatan Kecantikan, Kenapa?
-
6 Rekomendasi Body Lotion dengan Anti-Aging untuk Mencegah Tanda Penuaan
-
Tantangan Komunikasi di 2026: Semua Bisa Viral, Tapi Tidak Semua Bisa Bermakna
-
6 Pilihan Sepatu Kanky Rp200 Ribuan untuk Menunjang Aktivitas Harian
-
Apa Perbedaan Body Lotion dan Body Serum? Ini 4 Rekomendasi Produknya