Seorang pengrajin ekonomi kreatif asal Solo, Jawa Tengah berhasil mengembangkan alat "Blonk" yang dapat digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi kompos.
"Alat blonk kompos ini sudah dipatenkan untuk memanfaatkan sampah rumah tangga organik seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan lainnya untuk dibuat pupuk cair maupun padat," kata Denok Marty Astuti (27) seorang pengrajin alat blonk kompos warga RT 02 RW 08 Purwosari Laweyan Solo, Selasa (27/10/2015).
Denok mengatakan pembuatan alat blonk ini sangat sederhana. Dengan menggunakan tong plastik, ukuran lima atau 10 liter tergantung permintaan, kemudian pasang saringan dari plastik di tengahnya untuk menampung sampah makanan. Tong itu, dibuat lubang dan dipasang selang di bawahnya untuk menyalurkan produksi kompos cair.
"Pembuatan alat blonk ini, sangat sederhana. Namun, alat ini sudah dipatenkan dan dapat dimanfaatkan ibu-ibu rumah tangga untuk memanfaatkan sampah organik untuk membuat pupuk kompos yang berguna untuk tanaman," kata Denok.
Menurut dia, harga alat blonk kompos ini sekitar Rp120 ribu (ukuran kecil) dan Rp600 ribu (besar). Alat ini, cukup laris dan baru dikenalkan ke masyarakat melalui pameran-pameran.
"Saya bisa menjual alat blonk kompos itu, rata-rata baru sekitar lima hingga 10 per bulannya," katanya.
Dia mengatakan cara membuat pupuk kompos sangat mudah berawal dari sampah sisa-sisa makanan dimasukan ke dalam alat blonk dan kemudian diberikan cairan bakteri pengurai atau sering disebut 'EM' tiga hingga empat sendok yang dicampur dengan air satu setengah liter dengan cara disemprotkan.
"Sampah sisa makanan itu kemudian ditutup didiamkan lima hingga enam hari kemudian akan menjadi kompos cair yang keluar dari selang plastik rata-rata 15 liter per bulan. Sisa sampah makanan juga menghasilkan kompos padat," katanya.
Menurut dia, produksi pupuk kompos cair tersebut dapat dijual seharga Rp7.000 per liter.
Dia mengatakan pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Pupuk kompos ini dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar.
"Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat," katanya.
Dia mengatakan dengan memproduksi alat blonk kompos tersebut pihaknya kini telah melakukan kerja sama dengan Dinas Pasar Pemerintah Kota Surakarta untuk memberikan pelatihan kepada petugas-petugas pasar tradisional di Kota Solo.
"Kami telah bekerja sama dengan Dinas Pasar Surakarta untuk memberikan pelatihan cara pembuatan kompos cair untuk memanfaatkan sampah sayuran dan buah-buahan di 16 pasar di kota ini," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Kampanye ESG Dimulai dari Lingkungan Kantor, Telkom Gelar Tenant Day
-
Pengelolaan Sampah Desa Cijaura Bandung Didukung Telkom Lewat Greenhouse dan Tempat Sampah Organik
-
Mendagri Sambut Kunjungan CIO Danantara, Bahas Pendidikan dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
-
Mahasiswa KKN UNS Kembangkan Program 'Berseri' untuk Kelola Sampah Organik di Serangan
-
Indonesia Terjebak 76 Ribu Ton Sampah per Hari: Bisakah Limbah Makanan Jadi Solusi Berkelanjutan?
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Urutan Skincare Malam untuk Usia 30-an, Lengkap dengan Rekomendasi Produk Terjangkau
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Plantar Fasciitis, Nyaman Bebas Nyeri
-
Tampil Glowing, 9 Rekomendasi Alat Pijat Wajah yang Teruji Ahli Kecantikan
-
5 Zodiak Paling Banyak Disukai Pria, Diam-Diam Punya Energi dan Aura yang Magnetis
-
Mimpi Malam Curi Perhatian! Hariyadin Buktikan Creator Lokal Bisa Tembus Industri Musik Global
-
4 Ciri-Ciri Sepatu New Balance Palsu, Jangan Sampai Pengen Stylish Malah Jadi Mimpi Buruk!
-
Arti We Should All Be Feminists, Pesan di Kaus Andika Kangen Band yang Gemparkan Synchronize Fest
-
Silsilah Keluarga Syifa Hadju yang Dilamar El Rumi, Keturunan Siapa?