Planet Bumi sedang memasuki gelombang kepunahan massal keenam. Dan, tak seperti dengan lima kepunahan sebelumnya yang sepenuhnya dipicu oleh alam, gelombang kepunahan kali ini lebih disebabkan oleh ulah manusia.
Para pakar konservasi lingkungan menyebut, dalam seratus tahun terakhir berbagai spesies vertebrata punah 114 kali lebih cepat gara-gara perilaku manusia. Jika tak ada campur tangan manusia, spesies-spesies itu butuh 11.400 tahun untuk punah.
Tapi ulah manusia yang menciptakan polusi, merusak dan menggusur habitat asli binatang, memperkenalkan spesies-spesies invasif, dan meningkatnya emisi karbon yang pada akhirnya memicu perubahan iklim serta pengasaman lautan membuat angka itu tereduksi hanya dalam kurun satu abad atau malah kurang.
Menyadari kondisi ini, sejumlah orang tergerak melakukan aksi. Sutradara Louie Psihoyos dan kru di balik film pemenang Academy Award, "The Cove" membentuk sebuah tim yang terdiri dari seniman dan aktivis untuk 'membongkar' perdagangan spesies yang terancam punah dan berlomba untuk mencegah kepunahan massal itu.
Mereka mendatangi berbagai sudut dunia untuk merekam semua itu. Pasar gelap yang paling berbahaya pun didatangi untuk mendokumentasikan hubungan antara emisi karbon dan kepunahan spesies.
Film dokumenter yang lantas diberi judul "Racing Extinction" ini berhasil memotret apa yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya. Film ini benar-benar akan mengubah cara kita melihat
dunia.
Film itu misalnya, memotret bagaimana penangkapan hiu besar-besaran sehingga mamalia laut itu terancam punah. Atau bagaimana perjuangan seorang warga yang setiap hari memutar slide yang menunjukkan bagaimana ikan hiu ditangkap untuk diambil siripnya di depan sebuah restoran yang menjual sup sirip ikan hiu di New York, AS. Aksinya baru berhenti, setelah restoran itu ditutup.
Tradisi menangkap ikan pari manta di Desa Lamakera, Nusa Tanggara Timur secara besar-besaran juga ikut disorot. Meski di bagian ini juga disertakan keberhasilan mengubah kebiasaan ini menjadi kegiatan pariwisata yang lebih ramah lingkungan.
Penasaran? Film ini akan disiarkan secara maraton selama 24 jam di Discovery Channel di lebih dari 220 negara di dunia pada tangal 2 Desember pukul 20.00 mendatang. Dimulai di Selandia Baru dan akan berakhir di New York AS.
“Dengan bantuan Discovery, saya percaya kita dapat menciptakan perubahan yang kita perlukan dalam melestarikan planet yang dapat mempertahankan hidup semua spesies di muka bumi ini,” kata Louie.
Ia menambahkan, tak ada waktu yang lebih penting dari hidup kita saat ini. Semua keputusan yang kita buat saat ini dan beberapa tahun ke depan akan berdampak bagi bumi dan spesies hewan selama jutaan tahun.
Louie berharap film "Racing Extinction" atau yang secara harafiah berarti 'berlomba dengan kepunahan' ini bisa menjadi katalisator untuk kampanye yang lebih besar dan berkelanjutan bagi upaya pelestarian alam.
Dengan menggunakan tagar #StartWith1Thing, Discovery Channel mengajak seluruh penghuni planet bumi untuk melakukan sesuatu yang nyata dan bersama-sama menciptakan gerakan global untuk Bumi yang lebih baik.
Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Kampanye #StartWith1Thing dimulai pada bulan November ini. Kegiatan yang dapat dipilih antara lain adalah memerangi perdagangan satwa liar, mengurangi emisi karbon melalui penggunaan transportasi atau energi ramah lingkungan, serta mengurangi konsumsi produk yang memicu pembabatan hutan. Jadi, jadilah bagian dari perubahan ini!
Tag
Berita Terkait
-
Perceraian Raisa Dituding Karma, Isu Hamish Daud Tinggalkan Nadine Chandrawinata Diungkit
-
Diterpa Isu Cerai dengan Raisa, Lika-liku Jejak Asmara Hamish Daud Mencuat Lagi
-
6 Temuan Mengejutkan di Film Dokumenter Investigation Alien, Penampakan UFO di Hutan Indonesia
-
Sinopsis Stolen: Heist of The Century di Netflix, Wawancara Perampok Berlian Legendaris
-
Populasi Harimau Sumatera Meningkat di Bengkulu, Tapi Masih Ada Ancaman Membayangi
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Hobi Jadi Profesi: Cara Wonder Voice of Indonesia Cetak Talenta Voice Over Profesional
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng