Suara.com - Terapi hormon kini banyak dilakukan oleh perempuan yang memasuki masa menopause untuk mengobati gejala hot flashes, vagina kering, insomnia dan gangguan lainnya. Terapi ini juga disebut bisa mencegah gangguan usia tua seperti masalah jantung dan osteoporosis.
Pada perempuan menopause, tanda-tanda ini biasanya berlangsung selama sekitar tiga sampai lima tahun. Dan, terapi hormon dianjurkan pada mereka yang tidak memiliki masalah kanker payudara atau pembekuan darah. Terapi hormon tersedia dalam bentuk patch, pil dan krim.
Selama masa 'transisi' ini perempuan disediakan dengan terapi hormon, ditambah selama enam sampai sembilan bulan untuk memastikan bahwa perubahan mendadak tidak membuat gejala kembali muncul.
Pada penderita kanker payudara, disarankan untuk tidak menjalani terapi ini untuk mengurangi gejala menopause. Pasalnya, para peneliti telah menemukan adanya hubungan kuat antara kanker payudara dan estrogen.
Dalam terapi hormon, digunakan hormon estrogen dan progesteron. Hanya menggunakan hormon estrogen dapat meningkatkan risiko kanker rahim. Sementara hormon progesteron dapat mencegah hal ini terjadi. Jadi, untuk mencegah kanker rahim, keduanya harus diambil agar Anda menarik manfaat maksimal dan menghindari efek samping.
Banyak orang beranggapan bahwa terapi hormon memicu risiko serangan jantung dan kanker payudara. Ternyata anggapan ini tak sepenuhnya benar. Yang benar, terapi hormon bisa mencegah penumpukan lemak di perut dan penyumbatan pembuluh arteri.
Oleh karena itu tak perlu menunggu waktu lagi untuk memulai terapi hormon. Perempuan yang memasuki masa menopause disarankan segera menjalani terapi hormon. Tentunya sebelumnya menimbang positif-negatifnya.
Pastikan menginformasikan kondisi Anda sedetil-detilnya, agar dokter bisa menyarankan pilihan terbaik. (boldsky.com)
Berita Terkait
-
Infertilitas Bukan Hanya Urusan Perempuan: Saatnya Kesehatan Reproduksi Pria Diperhatikan
-
Tak Lagi Pahit, Ini Inovasi Jamu Herbal Rasa Buah untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan
-
Studi: Cuaca Ekstrem Memperparah Krisis Kesehatan Reproduksi Remaja
-
Kepingan Mosaik Keadilan Reproduksi bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual
-
Soroti Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan, Begini Kata Wamen PPPA Veronica Tan
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Rahasia Traveler Pro: Mengapa Swiss Army Knife Wajib Dibawa dalam Perjalanan!
-
5 Serum Wardah Terbaik untuk Atasi Flek Hitam, Bikin Wajah Cerah Merata
-
Jadi Gubernur Papua, Ini Profil Lengkap Mathius Fakhiri yang Perdana Menjajaki Dunia Politik
-
5 Moisturizer untuk Mengecilkan Pori-pori, Harga Murah Mulai Rp40 Ribuan
-
Kini Diangkat Jadi Wamendagri, Apa Hoegeng Awards yang Pernah Disabet Komjen (Purn) Akhmad Wiyagus?
-
Nadif Zahiruddin Kerja Apa? Diduga Gandengan Baru Azizah Salsha
-
Revolusi di Era Digital, Ketika Belanja Bahan Dapur Semudah Scroll di Ponsel
-
Bukan Kaleng-Kaleng! Intip Spesifikasi Jam Rolex Selvi Ananda yang Harganya Capai Rp750 Juta!
-
Berapa Lama Anies Baswedan Menjabat Mendikbud? Kritik Sistem Pendidikan Indonesia Sudah Kuno
-
Menuju Kecantikan Sempurna: 5 Tren Perawatan Kulit yang Mendominasi 2025