Suara.com - Siapa suruh datang Jakarta...
Siapa suruh datang Jakarta...
Sendiri suka, suka sendiri rasa
Eh doe.. Sayang...
Beberapa dari Anda mungkin tidak asing dengan sepenggal bait lagu di atas. Lagu di atas memang terlihat seperti menyudutkan para pendatang untuk tidak datang ke Jakarta. Namun jika dilihat lebih seksama lagi, lagu tersebut memberi peringatan bagi pendatang agar mempersiapkan diri dengan kerasnya hidup di ibukota. Mulai dari persiapan fisik, mental dan skill. Terlepas dari persiapan yang dilakukan bagi Anda pendatang baru di Jakarta, ada baiknya jika Anda juga mempertimbangkan hal-hal ini sebelum memutuskan hijrah ke Jakarta.
1. Sumpek
Jika Anda yang datang berurbanisasi ke Jakarta, hal ini patut Anda pertimbangkan. Kota Jakarta masuk dalam jajaran kota Megapolitan dengan jumlah penduduk kota terbanyak di Asia.
Di tahun 2010 saja, World Bank mencatat, jumlah penduduk Ibu kota Indonesia ini mencapai 10 juta penduduk. Dengan pertumbuhan penduduk 3,7 persen per tahun. Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2000 penduduk kota Jakarta berada di kisaran 8 juta jiwa. Yang artinya dalam rentang waktu 20 tahun.
Dari tahun 2000 sampai dengan 2020 penduduk kota Jakarta diperkirakan meledak hingga 16 juta jiwa. Bisa dibayangkan bagaimana padatnya Jakarta saat ini, apalagi jika ditambah pertambahan pendatang dari berbagai daerah.
Kepadatan ini pun berpengaruh pada terbatasnya lahan tempat tinggal di Jakarta, tidak mengherankan jika rumah dan pemukiman liar pun tumbuh dengan pesat.
2. Macet
“If you can survive driving in Indonesia, you can survive anywhere”
Kalimat sedikit nyeleneh di atas tentu saja beralasan, walaupun tidak menyebutkan kota Jakarta.
Namun mengingat Jakarta sebagai ibu kota sekaligus etalase Indonesia, tentu saja Jakarta yang menjadi kiblatnya. Tahukah Anda, Jakarta berada di urutan teratas sebagai kota termacet di Dunia versi Castrol.
Rata-rata setiap tahunnya pengemudi kendaraan di Jakarta mengalami 33,240 start-stop alias kemacetan. Hal ini tidak mengherankan mengingat pembangunan infrastruktur tidak sebanding dengan pertumbuhan populasi kendaraan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
5 Sepatu dengan Desain Klasik dan Timeless, Nyaman Maksimal untuk Jalan Kaki
-
5 Bentuk Kacamata yang Cocok untuk Wajah Bulat, Bikin Lebih Tirus dan Tegas
-
Cuma Rp25 Ribuan, 7 Pilihan Lipstik Purbasari untuk Usia 40 Tahun dengan Kulit Sawo Matang
-
Pure Paw Paw untuk Apa Saja? Lebih dari Sekadar Pelembap Bibir, Ini 7 Manfaat Ajaibnya
-
6 Produk Anti Aging Sariayu agar Kulit Kencang dan Cerah, Cocok untuk 40 Tahun ke Atas
-
Urutan 12 Zodiak Paling Rawan Selingkuh, Siapa yang Hobi Permainkan Hati?
-
Apakah Tinted Sunscreen Bisa Memudarkan Flek Hitam? Cek 5 Pilihan yang Murah dan Bagus
-
Sosok Zohran Mamdani, Wali Kota Termuda dan Muslim Pertama dalam Sejarah New York
-
5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
-
Profil dan Pendidikan Gusti Purbaya, Kukuhkan Diri sebagai Raja Baru Keraton Solo di Usia 22 Tahun