- Dunia kerja menuntut adaptabilitas, kecerdasan emosional, dan kepekaan lintas budaya yang belum sepenuhnya terjawab di kelas.
- Kolaborasi Prasetiya Mulya–University of Canterbury menghadirkan pembelajaran lintas negara berbasis pengalaman nyata.
- Mahasiswa diberi insight pasar dan riset konsumen yang aplikatif.
Suara.com - Di tengah arus globalisasi yang semakin cepat dan integrasi ekonomi lintas negara yang kian dalam, pendidikan tinggi dituntut untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik. Lebih dari itu, mahasiswa perlu dibekali kemampuan adaptasi, pemahaman lintas budaya, serta kepekaan terhadap dinamika pasar global yang terus berubah.
World Economic Forum (WEF) secara konsisten menempatkan adaptabilitas dan kecerdasan emosional sebagai keterampilan masa depan yang krusial, terutama karena keterkaitannya dengan kompetensi lintas budaya. Keterampilan ini menjadi fondasi penting bagi calon profesional yang akan bekerja di lingkungan multinasional dan pasar internasional.
Sejalan dengan itu, Bank Dunia mencatat kawasan Asia Timur dan Pasifik sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi global dengan kinerja yang kerap melampaui rata-rata dunia. Kawasan ini menjadi ruang strategis untuk memahami perilaku konsumen lintas negara, sekaligus menegaskan urgensi menghadirkan pengalaman belajar berperspektif global bagi mahasiswa.
Namun, kebutuhan tersebut belum selalu terakomodasi dalam pendekatan pembelajaran konvensional. Model belajar yang minim interaksi lintas budaya dinilai kurang mampu membekali mahasiswa dengan pengalaman internasional yang kontekstual dan aplikatif. Kondisi inilah yang mendorong perlunya pembelajaran kolaboratif berbasis pengalaman nyata.
Menjawab tantangan tersebut, Program Studi S1 International Marketing Universitas Prasetiya Mulya kembali menyelenggarakan Immersion Program bersama University of Canterbury (UC), New Zealand. Program ini dilaksanakan di Kampus BSD pada 27 November.
Sebanyak 21 mahasiswa UC dari berbagai jurusan berkolaborasi dengan 31 mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya dalam rangkaian pembelajaran berbasis experiential learning. Sejak semester pertama, mahasiswa diarahkan untuk memahami analisis perilaku konsumen dan consumer insight dalam konteks pasar global melalui interaksi lintas budaya secara langsung.
Untuk memperkuat keterkaitan dengan dunia profesional, program ini juga menghadirkan Guest Lecture dari PT Kino Indonesia Tbk. Rangkaian kegiatan mencakup diskusi kelompok, pemaparan industri, hingga final presentation yang menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempresentasikan temuan dan rekomendasi berbasis riset konsumen.
Head of Cooperation & Partnership School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya, Angelica Natasha, M.M., menyampaikan bahwa Immersion Program merupakan bentuk komitmen kampus dalam menghadirkan pembelajaran global yang relevan dan berbasis pengalaman. Menurutnya, kolaborasi lintas negara membantu mahasiswa melihat konsumen bukan sekadar data, melainkan bagian dari konteks budaya yang kompleks.
Pandangan serupa disampaikan Lecturer in Marketing University of Canterbury, Dr. William Shanon. Ia menilai program ini memberi ruang bagi mahasiswa untuk bertukar perspektif dan belajar memandang persoalan dari sudut pandang yang berbeda.
Baca Juga: Danantara Diharapkan Orkestrasi Ekosistem Industri Baru di Tanah Air
Dari sisi industri, GM Head of Creative and Digital Marketing PT Kino Indonesia, Christian Widi Nugraha, menilai kolaborasi dua negara dalam program ini membuka peluang lahirnya insight dan inovasi pemasaran yang lebih kaya.
Melalui Immersion Program ini, Universitas Prasetiya Mulya menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan bisnis berorientasi global. Program Studi S1 International Marketing pun terus membekali mahasiswa dengan wawasan lintas budaya dan kemampuan analitis untuk bersaing di pasar internasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Lipstik untuk Usia 40-an, Wajah Segar dan Terlihat Lebih Muda
-
5 Rekomendasi Bedak Viva untuk Natalan di Gereja, Awet Seharian!
-
6 Rekomendasi Parfum Miniso Terbaik untuk Kado Natal
-
Food Street Baru di Aeon Pakuwon Mall Suguhkan Sushi Geprek dan Menu Spicy Fusion yang Bikin Nagih!
-
Fashion Paling Diburu untuk Liburan Akhir Tahun di Musim Hujan, Ada 2 Item Terlaris
-
Elegan di Ujung Tahun: Intip Jade Series Terbaru dari Merche yang Wajib Dimiliki!
-
5 Inspirasi OOTD Natal ala Shandy Aulia, Tampil Anggun dan Sophisticated
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik yang Cocok Dipakai Natalan di Gereja
-
5 Parfum Pria Wangi Tahan Lama hingga 24 Jam, Cocok untuk Acara Natal
-
7 Moisturizer Terbaik untuk Flek Hitam Usia 60 Tahun ke Atas