Suara.com - Rakornas Kemenpar III, “Go Digital be The Best”, yang digelar di Ecopark, Ancol, Jakarta, 15-16 September 2016, semakin mengukuhkan peran digital dalam kementerian ini. Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyebut, siapa yang menguasai komunitas anak muda, dialah yang berpotensi “winning the future market.”
Sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka, sudah terjadi perubahan perilaku dan kebiasaan orang. Digital sudah mengubah customer behavior, menuju ke mobile, personal dan interaktif.
“Di pariwisata, search and share melalui digital sudah mencapai 70 persen. Sudah tidak lagi bisa mengandalkan walk in service, menyuruh customers datang langsung ke kantor travel agent untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata,” ujar menpar, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Untuk melindungi dan mengembangkan travel agents yang masih konvensional, berukuran kecil dan level menengah, Kemenpar meluncurkan “TXI Digital Market Place”, yang menyediakan platform untuk para pelaku industri travel untuk berjualan paket pariwisata di lapak digital. Bentuknya semacam pasar atau mal yang berisi paket-paket dari para pelaku bisnis pariwisata.
“Kami menyediakan rumah untuk memfasilitasi mereka yang search atau look, book, sampai pay. Silakan buat paket-paket wisata di semua destinasi di Tanah Air, nanti dipasarkan di TXI Digital Market Place. Syaratnya, harus punya website dan calendar of events selama satu tahun,” tambahnya.
Arief menyebut, platform ini akan memudahkan visitors atau calon customers untuk bertransaksi. Mereka bisa melihat-lihat, memilih paket yang cocok, lalu booking dan membayar dengan berbagai skema. Tidak harus membuang waktu untuk datang ke kantor travel dan bertransaksi manual.
“Eranya sudah berubah, dan cepat atau lambat akan menuju ke sana,” ujarnya.
Dia mencontohkan, ada look company, seperti Google, Baidu, dan Trip Advisor, lalu book company, seperti Booking.com, Ctrip atau Alitrip, Traveloka, dan lainnya. Ada juga payment company seperti, Paypal, Alipay, Amazon, dan lainnya.
“Saya melihat Malaysia dan Thailand tidak terlalu hebat di digital marketing, sehingga kita akan masuk melalui digital. New Zealand dengan ‘Pure’ New Zealand-nya saat ini kuat bermain di digital,” ungkapnya.
Dengan Digital, “Revenue” Bisa Naik
Di sektor digital marketing inilah, kata Arief, Indonesia bisa unggul dan menjadi juara dunia.
“Saya sudah berkunjung ke Angkasa Pura II di (Bandara) Soekarno-Hatta. Saya sampaikan, kalau mengejar ketinggalan dengan membangun fisik atau physical infrastructure, membutuhkan waktu lama. Untuk quick win, bisa membangun non fisiknya dulu, yang akan berpengaruh terhadap performance perusahaan,” katanya.
Pertama, ia mengusulkan bandara sebaiknya mulai beroperasi 24 jam. Itu sudah bisa dibuktikan di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulut, yang sudah bisa untuk mengantisipasi penerbangan dari Cina.
Kedua, implementasikan teknologi informatika (IT) untuk membantu mengatur semua sistem di bandara. Jika IT diberdayakan, maka detail dan disiplin akan lebih terjamin.
“Ketiga, soal regulasi. Perbaiki semua regulasi yang menjerat diri sendiri, lakukan deregulasi. Dengan tiga hal itu, saya yakin, revenue Angkasa Pura II akan naik 50 persen,” katanya optimistis.
Ia menyebut, bandara masuk dalam first impression bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Tanah Air. Selain melihat keramahan petugas imigrasi, mereka juga melihat bandara dengan segala pengaturan, fasilitas, dan kebersihannya.
“Karena itu, pergunakan IT. Teknologi digital dapat menyelesaikan pekerjaan yang tidak mudah menjadi sederhana. Kalau tidak menggunakan digital, kita sama-sama stres. Digital membuat kita tidak stres,” tambah menpar.
Rakornas yang diikuti sekitar 500 peserta dari kalangan akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah, dan media ini merupakan upaya untuk mensinergikan seluruh kekuatan kepariwisataan nasional dan pentahelix. Even ini juga diharapkan dapat mewujudkan strategi “hasil yang luar biasa, hanya bisa didapatkan dengan cara yang tidak biasa” dan menerapkan semangat “always the best” atau selalu yang terbaik.
Menurut Arief, no return point, tidak ada pilihan lain, kecuali go digital!
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
5 Body Lotion Murah Mengandung SPF untuk Lindungi Kulit dari UV dan Cegah Kanker
-
JPPI Desak Pemerintah Tetapkan KLB Akibat Ribuan Kasus Keracunan MBG: Apa Arti dan Dampaknya?
-
Kalender Jawa 28 September 20 Weton Minggu Pon: Sosok Mandiri Penarik Lawan Jenis
-
Kumpulan Prompt Gemini AI untuk Foto Acara Pernikahan dari Pengantin hingga Tamu Undangan
-
Dari Gamifikasi Hingga Live Streaming: Intip Tren Filantropi Digital yang Digandrungi Gen Z
-
Mengintip Garis Keturunan Prabowo Subianto dari Sultan HB I dan Sultan Agung Mataram
-
Menkeu Purbaya Bikin Gempar Muncul di TikTok: Kita Akan Kaya Bersama
-
5 Zodiak Diramal Paling Beruntung 28 September 2025: Keuangan Lancar, Senyum Lebar
-
Naufal Takdir Al Bari: Kisah Singkat Pesenam Muda Berbakat yang Meninggal Dunia di Rusia
-
Sunscreen vs Sunblock Lebih Bagus Mana? Ini Perbedaan untuk Kulit