Suara.com - Teka teki pemenang Sayembara Desain Homestay Nusantara 2016 mulai mendapatkan titik terang. Panitia pelaksana kegiatan tersebut, Propan Raya telah memutuskan 30 finalis yang bakal bersaing ketat memperebutkan juara pada saat pengumuman, di Balairung, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, 25 Oktober 2016.
”Para finalis itu diambil dari seluruh peserta dan dilihat dari 10 destinasi prioritas yang ditetapkan Kementerian Pariwisata. Di satu destinasi ada tiga finalis yang masuk, maka totalnya menjadi 30 finalis,” ujar pemilik Propan Raya, Hendra Adidarma, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang sukses memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai sayembara desain arsitektur Nusantara homestay untuk peserta terbanyak itu adalah hasil kerja sama Propan Raya, Kemenpar, dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Lomba ini memperebutkan total hadiah sebesar Rp 1 miliar.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyatakan senang dengan antusiasme para desainer muda yang memiliki selera tinggi itu.
“Kita juga akan bekerja sama dengan Kemendes (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membangun lebih banyak desa wisata di Tanah Air dengan menggunakan desain arsitektur ini,” katanya.
Jika dilakukan dengan konsisten dan dikelola secara terencana, maka keberadaan rumah-rumah wisata itu sendiri akan menjadi atraksi yang memikat. Orang datang bukan hanya karena amenitasnya, tetapi juga karena ada atraksi dan sensasi yang khas dari masing-masing daerah. Indonesia memiliki beragam perbedaan desain sesuai dengan suku bangsa, adat istiadat, dan budaya membangun rumahnya.
Lomba Mendapat Respons Meriah dari Para Arsitek Indonesia
Sayembara Desain Rumah Wisata (Homestay) Nusantara 2016 ini mendapat respons yang luar biasa dari para arsitek Indonesia sejak diluncurkan pada malam arsitektur Nusantara, Juli lalu. Tercatat ada 993 tim yang mendaftar melalui website https://arsitekturnusantara.propanraya.com/ untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan sayembara ini.
Hingga proses penjurian, akhir September 2016, terdapat 728 karya arsitektur bercorak Nusantara yang selaras dengan arsitektur di 10 destinasi wisata prioritas.
Ke-10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan pemerintah adalah Danau Toba (Sumut), Tanjung Kelayang (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Mandalika (NTB), Komodo (NTT), Wakatobi (Sultra), dan Morotai (Maluku Utara).
”Ke-30 finalis memperlihatkan desain yang bagus dan menarik. Nama-nama finalis belum bisa diinformasikan dulu, agar menjadi kejutan pada 25 Oktober,” kata Hendra.
Adapun tema hasil karya para arsitektur itu antara lain Rumah Tongging, Jabu Labas, Jabu Na Ture, Kota Tua Jakarta, Naung Kampung Papagaran, Teras Manggarai, Baur Labuan Bajo, Rumah Singgah, Rumah Undak, Rumah Separo, Rumah Moro, Morotai The Lost Pearl, Rumahku, Panggong, Umah Papan, Thin House, Imah Nelayan, Imah Ngentep, Compact Rural, Rumasamadilaut, Romadilau, Roma Boe, Omah Payon, Gnomon Urip, Pawon Boto, Tata Titi Luri Tengger, Angsal Tengger Homestay, dan Dusun Guyub.
Di tempat terpisah, Kepala Bekraf, Triawan Munaf menyatakan rasa terimakasihnya kepada pihak yang telah bekerja sama mengadakan perhelatan ini. Bekraf mendukung sayembara ini, agar para arsitek Indonesia memikirkan karya desain yang berkarakter dengan kearifan lokal.
”Nantinya dapat membantu melestarikan arsitektur Nusantara, mengkinikan dan menduniakan arsitektur Nusantara menjadi kebanggaan bangsa kita, dan mendukung program Kementerian Pariwisata terkait dengan homestay,” katanya.
Peluncuran sayembara ini merupakan salah satu usaha pemerintah dalam program pengembangan daerah wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dengan membangun 100.000 homestay di 10 destinasi wisata prioritas yang ditetapkan Presiden RI Joko Widodo. Pemerintah mewajibkan bentuk homestay menggunakan arsitektur Nusantara dengan melibatkan para desainer dan arsitek.
”Kami ingin mengembalikan arsitektural tradisional yang khas, yang saat ini sudah banyak yang hilang. Hal ini juga sesuai dengan program desa wisata yang dicetuskan Presiden Joko Widodo, yang mana rencana pembangunan 100.000 homestay bakal dimulai 2017 nanti,” ujar CEO Propan Raya, Kris Adidarma.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Hobi Jadi Profesi: Cara Wonder Voice of Indonesia Cetak Talenta Voice Over Profesional
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng