Suara.com - Fenomena "boneka seks" berbentuk anak-anak dengan sasaran pembeli orang dewasa kini tengah menjadi sorotan. Bahkan, pihak kepolisian Inggris mengidentifikasi lonjakan puluhan paedofil terjadi karena permintaan boneka seks anak-anak.
Banyak pihak merasa diuntungkan, dan menyayangkan kehadiran boneka seks di bawah umur yang kini merebak di internet. Mereka yang tergolong sebagai paedofil merasa terhibur dan beruntung, karena ada pihak yang masih memperhatikan keberadaan mereka.
Di sisi lain, mereka yang tidak setuju mengatakan bahwa boneka ini justru akan menguntungkan orang-orang yang punya kelainan seksualitas. Sehingga, bisa mengancam anak-anak dan masyarakat lain yang emang menentang perilaku dan kelainan mereka.
Boneka seks dengan berat sekitar 25 kg dan dibanderol dengan harga ribuan poundsterling, adalah "fenomena yang relatif baru" di Inggris. Badan Kejahatan Nasional (NCA) memaparkan, boneka-boneka tersebut diimpor ke Inggris setelah dibeli dari pedagang di situs ecommerce termasuk eBay, namun tidak ilegal memilikinya.
Hazel Stewart, manajer operasi Komando Eksploitasi Anak dan Komando Anak NCA (CEOP) menuturkan, boneka yang umumnya diproduksi di Cina dan Hong Kong, harus dikriminalisasi.
"Saya pikir boneka seks itu harus dikriminalisasi, mulai dari produsen hingga penjual, baik untuk diimpor, atau untuk dimiliki. Dan kita perlu memastikan bahwa itu terbukti di masa depan merupakan pengenalan sexbots, robot seks," ungkap Stewart.
Lebih lanjut, dia mengatakan, boneka seks itu merupakan pendahulu robot seks anak yang lebih canggih. Kehadiran mereka sangat mengganggu dalam lingkungan dan keamanan masyarakat.
"Mereka adalah anak yang berusia tujuh tahun, mereka bukanlah boneka tradisional. (Mereka) sangat, sangat berbeda - sangat, sangat akurat secara anatomis," imbuhnya.
Petugas Perbatasan telah menyita 123 boneka dalam waktu kurang dari setahun sejak Maret 2016 dan sejauh ini tujuh orang telah dikenai biaya untuk mengimpor mereka, termasuk satu orang yang dipenjara bulan lalu.
Angka-angka tersebut terungkap saat hakim di Canterbury Crown Court menolak usaha mantan pengacara sekolah dasar, David Turner, yang membantah bahwa boneka yang diimpornya tidak cabul.
Turner (72), mengaku bersalah karena mengimpor boneka seks anak setelah ditangkap sebagai bagian dari Operasi Shiraz. Dari ketujuh pria yang dituduh mengimpor boneka itu, enam di antaranya menghadapi tuduhan pornografi anak-anak.
Dan Scully, wakil direktur operasi intelijen di Angkatan Bersenjata, mengatakan bahwa ini menunjukkan mereka yang memerintahkan model tersebut sering mengalami penyimpangan seks.
"Dengan mengidentifikasi impor ini, bekerja sama dengan mitra, apa yang telah kami identifikasi adalah keseluruhan kumpulan orang yang memiliki minat dalam aktivitas seksual dengan anak-anak yang sama sekali tidak diketahui," jelasnya.
NCA, CEOP and Border Force meluncurkan penyelidikan bersama, Operation Shiraz, pada bulan Maret tahun lalu dan meminta seorang dokter anak untuk memeriksa beberapa model yang disita untuk mengkonfirmasi keyakinan mereka bahwa boneka itu mirip anak dalam penampilan dan anatomi.
Sementara itu, agen NCA tidak percaya model serupa sedang diproduksi di Inggris, Ms Stewart mengatakan ada kekhawatiran mengenai kesenjangan dalam undang-undang karena tidak ilegal memiliki boneka seks anak.
Boneka-boneka itu, dengan tatapan mata kaca yang mengerikan, bulu mata palsu dan jari tangan dan kaki yang dapat dibengkokkan, sering dikemas dengan aksesori termasuk pilihan wig, perangkat USB untuk menghangatkan kulit silikon mereka, dan dilengkapi alat pembersih.
Orang-orang yang mengimpor boneka seks anak-anak sering membeli pakaian untuk mendandani mereka, termasuk memakaikan thong, daster dan stoking warna pink.
Andrew Dobson, (49), dari Merrivale Road, Wistaston di Crewe, dipenjara di Chester Crown Court pada bulan Juni selama dua tahun dan delapan bulan karena mengimpor boneka seks anak-anak di Inggris.
Saat dalam persidangan di Canterbury Crown Court dalam kasus Turner, di Hollicondane Road, Ramsgate, digambarkan sebagai penetapan preseden "penting" bagaimana tersangka dapat diadili.
Hakim Simon James mengatakan, impor boneka seks anak-anak merupakan "pelanggaran yang tidak biasa" dan bahwa permintaan akan boneka seks "meningkat". (Mirror)
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kabur dari Jakarta: Mengapa Kota Mandiri di Pinggiran Kini Jadi Rebutan Kaum Urban?
-
3 Rekomendasi Masker Rambut Andalan agar Lebih Sehat: dari Tipis Jadi Tebal!
-
Solidaritas Pasca-Banjir Bali, Merek Lokal Ini Ulurkan Bantuan untuk Ringankan Duka Warga
-
Peran Ahmad Assegaf Suami Tasya Farasya di MOP Beauty, Duduki Jabatan Vital
-
Cara Membersihkan Baju Putih Kelunturan, Modal Bahan Sederhana di Rumah
-
5 Rekomendasi Krim Malam Terbaik Mengandung Niacinamide, Bangun Tidur Kulit Lebih Cerah!
-
Lifestyle Terpopuler: Alasan Tasya Farasya Cerai, Skill Bahasa Inggris Menteri Pariwisata Digunjing
-
Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil dengan Sekarang, Hasil Natural Bikin Mewek
-
Beda Kekayaan Widiyanti Putri Wardhana dan Ni Luh Puspa, Menteri vs Wakil Menteri Pariwisata
-
Tolak Penawaran Jadi Menpora, Begini Rekam Jejak Karir Raffi Ahmad Sedari Muda