Suara.com - Seiring bertambahnya usia, sel di dalam tubuh perlahan-lahan mengalami penuaan dan rusak. Kondisi ini membuat seseorang rentan terhadap beberapa penyakit, yang disebut dengan penyakit degeneratif.
Beberapa penyakit degeneratif seringkali timbul, dikarenakan pola hidup yang salah. Diabetes, penyakit jantung koroner, sumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi, stroke, dan penuaan dini adalah beberapa penyakit yang disebut dengan penyakit degeneratif.
"Orang Indonesia punya kecenderungan memiliki risiko penyakit deregeneratif tadi. Meski penyakit ini adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan, tapi saat ini, banyak sekali orang muda yang juga berisiko atau bahkan yang sudah mengalami," kata Cardiovascular & Neurology Specialist, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Pharm, PhD di Vinski Tower, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Selain melakukan pengobatan di Rumah Sakit, kata Prof. dr. Taruna, pasien dengan penyakit degeneratif bisa melakukan perawatan pelengkap yang disebut dengan Degeneratif Medicine. Perawatan ini, lanjut dia terdiri dari berbagai macam, salah satunya adalah yang disebut sebagai Advanced Stem Cell.
Advanced Stem Cell, kata profesor yang juga bekerja di Biomedical Sciences, The National Health University, California, Amerika Serikat ini, efektifitasnya sangat tinggi karena penyakit bisa langsung diobati ke intinya.
"Jadi, bagian yang degenerasi diperbaiki dan digantikan dengan sel baru, yang bisa diambil dari bagian tubuh, seperti sum-sum tulang belakang, darah, atau bahkan kulit kita. Untuk parkinson misalnya, pengobatan dengan Advanced Stem Cell ini bahkan efektif hingga kurang lebih 50-60 persen," jelasnya.
Dalam melakukan perawatan ini, Prof. dr. Taruna Ikrar juga berkolaborasi dengan pakar anti penuaan Dr. Deby Vinski untuk melakukan lima prinsip dasar. Nantinya, perawatan ini akan menggunakan 20 persen stem cell terapi, mengambil bagian tubuh yang masih bisa berubah atau regenerasi dengan baik.
Selanjutnya adalah microfactor stimulation, yakni melakukan proses yang berfungsi untuk menstimulasi bagian yang rusak, dengan menggunakan enzim yang berasal dari tubuh kita. Lalu, perawatan lainnya adalah partikel terapi, suatu proses di mana kita menggunakan partikel di dalam tubuh kita.
"Di antara membran sel dan inti sel itu ada protein. Protein itu bisa diekstrak dan dipakai kembali untuk tubuh kita. Selanjutnya adalah perawatan Nano Rejuvenation dan Terapi Genetik," ungkap dia.
Baca Juga: Ganja Ternyata Bisa Jadi Obat Penyakit Degeneratif
Saat melakukan perawatan ini, lanjut dia, pasien akan melalui empat tahapan, yakni pra treatment, masa treatment, post treatment dan follow up. Pada masa pra treatment, pasien akan mulai melakukan berbagai perawatan, mulai dari terapi hormon, nutrisi termasuk diet, hingga menghilangkan racun dalam tubuh.
Sedangkan pada masa treatment, pasien akan melakukan perawatan inti, seperti microfactor stimulation, terapi stem cell, terapi nano rejuvenation hingga terapi genetik. Setelah dilakukan treatment inti, kata Prof. dr. Ikrar, selanjutnya masuklah pada post treatment.
"Pasien ini akan kita follow up terus. Melihat bagaimana perkembangan penyakit dan hasil treatment yang kita berikan, Advanced Stem Cell yang kita apliaksikan. Aspek setelah itu, kalau butuh booster atau penyuntikan kembali akan kita lakukan. Jadi akan terus kita follow up, tidak selesai begitu saja," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Deby mengatakan bahwa perawatan Advanced Stem Cell yang bisa didapatkan di Vinski Tower Pusat Anti-Aging Dunia ini, bukan hanya efektif untuk mengobati penyakit degeneratif, melainkan juga bermanfaat untuk pencegahan.
"Dengan perawatan ini, kita bahkan bisa melihat seseorang akan terkena diabetes pada 10-15 tahun yang akan datang. Sebelum itu terjadi, kita bisa lakukan berbagai proses untuk mencegahnya, salah satunya adalah dengan Advance Stem Cell," ujar perempuan yang menjabat sebagai Presiden World Council of Preventive, Regenerative and Anti-Aging Medicine ini.
Keduanya berharap, perawatan ini dapat menolong lebih 25 persen dari 250 juta masyarakat Indonesia yang berisiko dan mengalami penyakit degeneratif, sehingga mereka tak lagi menjalani pengobatan di luar negeri terkait penyakit tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Kronologi Lengkap Kisruh Ferry Irwandi vs TNI: Dari Lapor Polisi Hingga Berakhir Damai
-
Bye-bye Kerutan Halus! 5 Rekomendasi Krim Pagi Anti-Aging Ajaib untuk Usia 35 Tahun ke Atas
-
Pendidikan dan Jabatan Mentereng Ahmad Assegaf Suami Tasya Farasya
-
Apa Itu Eat the Rich? Topik yang Picu Debat Panas di X
-
Terpopuler: Tasya Farasya Cerai, Pratama Arhan Rujuk dengan Azizah Salsha?
-
Berapa Gaji Tasya Farasya yang Diduga Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
-
Profil Sushila Karki: Perdana Menteri Nepal Baru yang Dipilih Rakyat Lewat Aplikasi Discord
-
Sejarah Siskamling, Mendagri Siap Aktifkan Lagi di Tingkat RT/RW
-
Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf Menikah Tahun Berapa? Rumah Tangga Diisukan Retak
-
Benarkah Makan Udang Beku dari Indonesia Bisa Jadi Alien seperti Kata John Kennedy?