Suara.com - Pantai Kuta di Bali yang menjadi favorit para penikmat senja dan ombak telah kehilangan nama baiknya akibat tumpukan sampah.
Ya, sampah berupa sedotan plastik dan kemasan makanan nampak menggunung dan telah berjamur di setiap sisi pantai. Bahkan di laut, para peselancar dan orang-orang yang berenang harus sesekali menghindar dari sampah yang berseliweran.
"Ketika saya akan berenang, kondisi tidak terlalu bagus. Saya melihat banyak sampah di sini setiap hari, setiap saat," terang seorang turis asal Austria, Vanessa Moonshine kepada AFP seperti yang dikutip news.com.au.
Sadar bahwa sampah bisa berdampak pada pariwisata Bali, pemerintah setempat mendeklarasikan perang melawan sampah dan menetapkan kondisi darurat sampah sepanjang 6 km termasuk Kuta, Jimbaran, dan Seminyak. Pemerintah Bali juga mengerahkan sekitar 700 petugas kebersihan dan 35 truk pengankut sampah untuk membuang sekitar 100 ton puing sampah setiap hari.
"Orang-orang dengan seragam hijau membersihkan sampah untuk kemudian memindahkannya. Tapi keesokan harinya saya mendapati situasi yang sama. Tidak ada orang yang mau duduk di kursi pantai yang bagus dan duduk menghadap sampah," kata seorang turis asal Jerman, Claus Dignas.
Masalah sampah yang terjadi di Bali biasanya akan semakin buruk kala musim penghujan datang. Angin kencang akan mendorong sampah dari sungai dan laut mendekat ke Bali, dan membuat tumpukan sampah semakin menjadi.
Seorang perwakilan lembaga lingkungan Bali, Putu Eka Merthawan berbicara kepada AFP, penyumbang sampah utama bukanlah warga Kuta. "Akan bunuh diri jika orang Kuta yang melakukannya," ungkapnya.
Seorang peneliti Oseanografi dari Universitas Udayana Bali, I Gede Hendrawan mengatakan bukan hanya sampah yang mengganggu secara estetika, tetapi juga penggunaan plastik secara berlebih yang menjadi masalah serius.
"Mikroplastik dapat mencemari ikan yang juga merupakan makanan manusia. Hal tersebut juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kanker," ungkapnya.
Sebagai bagian dari komitmen pada Kampanye Laut Ramah Lingkungan dari PBB, Pemerintah Indonesia telah berjanji untuk mengurangi limbah plastik hingga 70 persen pada 2025 mendatang.
Pemerintah Indonesia juga berencana untuk meningkatkan layanan metode daur ulang, mengurangi penggunaan kantong plastik, membuat kampanye bersih-bersih, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah sampah.
"Pemerintah Bali harus meluangkan lebih banyak anggaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa sungai bukan untuk pembuangan sampah. Pemerintah pusat juga harus meningkatkan kampanye penggunaan kemasan plastik dan melarang penggunaan kantong plastik," kata Merthawan.
Menurut berita yang Suara.com lansir, masalah sampah di Pulau Bali diibaratkan sebagai hal yang mempermalukan Indonesia.
Lebih dari itu, sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia disebut sebagai negara penyumbang sampah kedua terbesar setelah China ke lautan lepas. Masih menurut berita tersebut, Indonesia memproduksi 1.28 juta metrik ton sampah setiap tahun dan sebagian di antaranya berakhir di lautan.
Gelombang sampah plastik yang membanjiri aliran sungai dan samudra telah lama menjadi masalah di Indonesia. Sampah telah menyumbat saluran air di kota, meningkatkan risiko banjir, hingga melukai bahkan membunuh hewan yang memakan atau terjebak oleh kemasan sampah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
5 Serum Niacinamide di Bawah Rp50 Ribu, Bantu Samarkan Flek Hitam
-
Rotan, Warisan Nusantara yang Mendunia Lewat Sentuhan Brand Lokal dan Kolaborasi Global
-
7 Rekomendasi Sunscreen Buat Upacara Hari Pahlawan, Harga ala Dana Pelajar
-
5 Pilihan Parfum Aroma Gardenia untuk Kesan Feminin Kuat, Cocok bagi Wanita Percaya Diri
-
SMA 72 Jakarta Akreditasinya Apa? Ini Profil Sekolah yang Disorot usai Ledakan di Masjid
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
-
Kreasi Chef dan Mixologist Bali Mendunia, Bawa Pulang Penghargaan Kuliner Asia Pasifik
-
Ketika Kisah Cinderella Diceritakan Kembali Lewat Balet Klasik Bernuansa Modern
-
Kulit Kusam Bikin Gak Pede? Ini Penyebab dan Solusi Jitu yang Bisa Kamu Coba
-
Modest Fashion Go International! Buttonscarves Buka Gerai Eksklusif di Jewel Changi