Bisnis berbasis komunitas yang ia dirikan akhirnya mulai berkembang. Semakin banyak peserta yang mengikuti kursusnya, dari hanya empat orang menjadi puluhan orang, hingga kursus pun harus ia bagi dalam beberapa hari.
Kursus yang tadinya hanya diselenggarakan di Jakarta pun, saat ini mulai dihadirkan pula di beberapa kota besar di Indonesia, mulai dari Medan, Surabaya, Bali hingga Makassar.
"Jadi yang kami lakukan itu dua hal, kami memperluas pasarnya, jadi ada demandnya, setelah demandnya tercipta ya mudah-mudahan dengan adanya kursus kami, kami juga bisa menciptakan pelaku usaha baru. Karena pasarnya ada, permintaannya ada, harus ada suplainya," ungkap lelaki berkepala plontos ini.
Dia berharap, para peserta kursus tidak hanya berhenti sampai mereka mendapatkan ilmunya saja, tapi menggunakan ilmu tersebut ke hal-hal yang lebih bermanfaat. Terbukti, setelah mengikuti kursus, banyak dari mereka yang akhirnya terjun menjadi seorang dekorator dan balloon artist atau seniman balon.
Ada juga yang menjadi reseller dan distributor Adalima di beragam kota. Bahkan, beberapa di antara mereka mereka juga bekerja sama dengan dekorator lokal supaya bisa menjadi suplier balon para dekorator.
Lewat Adalima, Leonard berharap pasar lokal bisa mengimbangi pasar ekspor yang cenderung tidak menentu mengingat nilai tukar rupiah yang tidak stabil. Dengan pendekatan bisnis lewat komunitas, Leonard dan Melissa juga bermimpi untuk bisa 'membalonkan Indonesia' di bidang dekorasi.
“Kami merasa jasa dekorasi ini bisa ditingkatkan karena mereka (dekorator) yang akan paham (seputar dekorasi) dan jadi pengguna yang berpotensi melakukan pembelian ulang," cerita Leonard.
Untuk penjualan balon pun, Adalima mulai menghadirkan jenis yang lebih beragam untuk kebutuhan akan balon dekorasi. Mulai dari bentuk, ukuran hingga warna. Selain melayani pembelian grosir, Leonard menjelaskan Adalima juga menerima pembelian eceran hingga jasa dekorasi dengan balon.
Dengan varian produk mencapai ratusan jenis, jumlah pesanan grosir bisa mencapai belasan per hari. Pun permintaan parsel balon rutin diterima hampir setiap hari. Leonard menyatakan, balon berlabel Adalima telah tersertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia).
Baca Juga: AirNav Sayangkan Penerbangan Balon Liar di Perayaan Syawalan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Ini Tema Resmi dan Makna Logo Hari Pahlawan 2025, Penuh Semangat Nasionalisme!
-
5 Rekomendasi Sunscreen Rp50 Ribuan Tanpa Whitecast untuk Kulit Sawo Matang
-
5 Shio Diramal Paling Beruntung Secara Finansial Hari Ini 5 November, Apakah Kamu Termasuk?
-
5 Rekomendasi Mesin Cuci dan Pengering yang Hemat Listrik, Tak Perlu Repot Jemur
-
Rayakan Prestasi, Perguruan Tinggi Ini Apresiasi Mahasiswa Berprestasi dan Berdampak
-
Sunscreen Facetology Cocok untuk Kulit Apa? Intip Perbedaan 3 Variannya Sebelum Beli
-
Link Resmi Download Kalender Hijriah 2026, Lengkap dengan Jadwal Idul Fitri dan Idul Adha!
-
5 Rekomendasi Lotion Calamine untuk Atasi Gatal Cacar Air, Dijamin Ampuh!
-
Asal-usul Makanan Bakso di Indonesia, Awalnya dari Daging Babi?
-
Ngomong di Depan Umum Bikin 'Blank'? Ini 10 Jurus Ampuh Public Speaking Biar Gak Lagi Gemetaran