Suara.com - Landmark berupa patung raksasa menjulang telah menjadi semacam tujuan wajib bagi para traveller. Sebut saja Nelson Column di Trafalgar Square, London, atau Liberty di Ellis Island, tak jauh dari Manhattan, New York. Di Tanah Air juga demikian, sebutlah monumen Jalesveva Jayamahe, yang leluasa dipandangi dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Soal ketinggian patung-patung landmark berupa tokoh, mulai pahlawan sampai sosok religius ini memang beragam. Akan tetapi,penyandang "gelar" sebagai yang tertinggi biasanya memiliki daya tarik lebih. Semakin raksasa, semakin dicari wisatawan.
Khusus soal dimensi ini, sebentar lagi India bakal memunculkan sosok yang lebih tinggi dibandingkan Patung Liberty.
Monumen itu siap dihadirkan dengan semangat persatuan India. Sosok yang dijadikan monumen adalah Sardar Vallabhbhai Patel, wakil perdana menteri pertama India.
Tingginya bakal mencapai 182 m, atau dua kali lebih tinggi dibandingkan Patung Liberty yang berdimensi tinggi 93 m. Juga "menang" atas monumen-monumen tokoh lainnya, seperti sosok Laksamana Horatio Nelson, di Nelson Column dengan ketinggian 52 m.
Rencananya, monumen bakal dituntaskan dalam 42 bulan atau sekitar tiga tahun lebih, berlokasi di sebuah pulau yang terbentuk di sungai, tak jauh dari bendungan Sardar Sarovar Dam, di negara bagian Gujarat, India.
Sembari menunggu tenggat rampungnya sosok sang perdana menteri perdana India, disebutkan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi bakal meresmikan Monumen Persatuan ini.
Kehadiran monumen Sang Perdana Menteri diharapkan mampu menaikkan angka wisatawan untuk mendatangi negara bagian Gujarat. Apalagi kawasan akan didukung fasilitas seperti taman bermain, dan ruang terbuka hijau. Nantinya, pengunjung bisa menikmati pemandangan serta monumen dari galeri berketinggian 153 m.
Toh di luar unsur pariwisata, para pengamat ekonomi India menyebutkan, biaya pembangunan akan membengkak, dan patung tokoh politik biasanya akan menjadi korban, sasaran kemarahan dan umpatan, bila kondisi ekonomi tengah suram.
Baca Juga: Jokowi : Cari Insentif Tambahan, Gairahkan Industri Otomotif
"Inilah realitas ekonomi yang keras," demikian komentar Badra Narayan, seorang profesor di Institut Ilmu Pengetahuan Sosial di Allahabad. Martalena Panjaitan
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Terpopuler: Heboh Isu Cerai Konglomerat Putri Tanjung, Suami Chikita Meidy Minta Mahar Dikembalikan
-
Dari Melepas Penat Hingga Pemberdayaan UMKM: Inilah Kekuatan Sentra Kuliner!
-
4 Rekomendasi Krim Malam untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Samarkan Kerutan
-
Apa Saja Bisnis Putri Tanjung? Rumah Tangganya Dikabarkan Retak
-
Apa Saja Larangan untuk Wanita selama Masa Iddah? Azizah Salsha Diduga Mau Liburan ke Jepang
-
Fesyen Lokal Lawan Gempuran Barang Murah Impor: Bisakah Bertahan?
-
Taqy Malik Anak Siapa? Ramai soal Kasus Bangun Masjid di Tanah Sengketa
-
Transformasi Platform E-Commerce, Belanja Fashion Bakal Lebih Cepat, Mudah, dan Personal
-
Jadwal MotoGP Mandalika 2025, Simak Kejutan dan Dramanya!
-
Link Nonton Live MotoGP Mandalika 2025