Suara.com - Masih banyak peternak sapi perah di Indonesia yang menggunakan halaman rumahnya untuk merawat sapi dan memerah susunya. Tak heran jika sapi menjadi stres dan poduksi susu sapi rendah. Hal ini pun berimbas pada rendahnya konsumsi susu di Indonesia.
Pemerintah menargetkan peningkatan konsumsi susu dari 10 liter/kapita pada 2009 menjadi 23 liter/kapita pada tahun 2025. Sayangnya, target peningkatan konsumsi susu ini tidak dibarengi dengan produksi susu segar dalam negeri (SSDN).
Sepanjang 2018 ini saja diperkirakan hanya sekitar 650 ribu ton susu produksi peternak lokal atau 13 persen dari kebutuhan nasional Sedangkan, kebutuhan susu di dalam negeri pada tahun ini diperkirakan mencapai 5,5 juta ton. Itu sebabnya pemerintah masih harus mengimpor susu dari negara tetangga.
Ketua Koperasi Perternak dan Susu Bandung Utara (KSBU), Dedi Setiadi pun menyebutkan beberapa alasan mengapi produksi susu dalam negeri masih rendah. Menurut dia keterbatasan lahan untuk peternakan sapi perah penghasil susu masih sangat terbatas di Indonesia.
Selain keterbatasan lahan, Dedi yang ditemui di sela-sela peresmian Diary Village di Ciater, Selasa (11/12/2018), juga mengatakan bahwa teknik beternak juga menjadi salah satu alasan mengapa produksi susu sapi dalam negeri masih kurang. Menurut dia umumnya peternak lokal menggunakan teknik sederhana dalam merawat sapi perah sehingga produksi susunya hanya berkisar 10-12 liter sehari per ekornya.
Hal ini menurut dia berbeda dengan teknik modern yang digunakan peternak sapi di luar negeri. Dedi mengatakan umumnya petenak sapi di negara lain menggunakan teknik modern dengan fasilitas pemerah sapi otomatis dan area kandang yang luas. Hal ini membuat sapi nyaman sehingga memproduksi susu lebih banyak.
"Sapi kita di Lembang ketika berternak secara sederhana, produksinya hanya 12,5 liter dan dengan peternakan modern diharapkan bertambah jadi 20 liter sehari. Saya berharap produksi susu sapi yang meningkat bisa meningkatkan pendapatan peternak sapi Indonesia," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Menu Sarapan Rendah Gula yang Cocok untuk Program Diet Harianmu: Praktis, Kenyang Lebih Lama
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis