Suara.com - Prestasi gemilang kembali diraih PT Angkasa Pura II (AP II). Dalam Airport Award 2018, AP II meraih posisi Runner Up kategori Passenger Experience and Seamless Travel - Airports. Award ini dikeluarkan www.internationalairportreview.com.
AP II menduduki runner up bersama Bandara Heathrow Airport di Inggris. Heathrow Airport adalah bandara utama yang melayani Kota London, Britania Raya. Dan merupakan bandara tersibuk di negara tersebut.
Lantas apa saja yang membuat AP II mampu bersaing?
Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, industri penerbangan terus bertumbuh setiap tahun. Jumlah penumpang yang terus meningkat, menyebabkan setiap bandara di Indonesia harus berupaya memuaskan pelanggannya.
"AP II adalah perusahaan milik negara yang bertanggung jawab untuk mengelola 15 bandara di Indonesia. Setiap tahun, kami diminta untuk meningkatkan layanan bandara melalui inovasi, baik melalui peningkatan proses bisnis atau pengembangan produk baru," katanya, Rabu (12/12/2018).
Laki-laki yang akrab disapa Awal ini menjelaskan, AP II telah mengidentifikasi Pengalaman Pelanggan di Pra-Journey, Perjalanan Bandara, dan tahap Post Journey. Setiap tahapnya telah mengidentifikasi kekurangan dan kebutuhan. Hal ini yang mendorong AP II untuk meningkatkan tingkat layanan. Salah satunya inovasi yang berdampak langsung pada pengalaman pelanggan.
"Salah satu perhatian terbesar dalam menciptakan inovasi adalah dampak langsung pada pelanggan. Saat ini, setiap perusahaan menggunakan teknologi seperti media sosial, seluler, analitik, dan perangkat tertanam untuk mengubah keterlibatan pelanggan mereka, operasi internal, dan bahkan model bisnis kami," terang Awal.
AP II telah mengembangkan layanan aplikasi berbasis digital untuk memudahkan pelanggan mereka dalam mengakses fasilitas bandara. Karena banyak pelanggan menjadi lebih melek teknologi daripada sebelumnya.
Aplikasi ini bernama Indonesia Airport Apps atau Aplikasi IA. Aplikasi Bandara Indonesia disajikan untuk membuat penumpang lebih lancar, lebih nyaman di setiap langkah. Aplikasi ini dirancang untuk membantu wisatawan memanfaatkan waktu di bandara AP II.
Baca Juga: Sukseskan Program Hot Deals Kepri, Kemenpar Beri Penghargaan Stakeholder
Selain dari smartphone berbasis Android, sekarang aplikasi ini dapat diunduh pada smartphone berbasis iOS dengan total pengguna 9,006 pengguna iOS dan 21.639 untuk pengguna Android.
"Aplikasi berbasis digital dibangun dengan menggunakan fitur yang mudah digunakan. Sehingga semua orang dapat menggunakan aplikasi ini," kata Awal.
Menurutnya, layanan aplikasi berbasis digital adalah solusi untuk meminimalkan ketidakpuasan pelanggan tentang fasilitas bandara. Butuh waktu lama untuk memastikan kebutuhan emosional dan material pelanggan.
"Sebuah bisnis tidak dapat bertahan tanpa melakukan upaya berkelanjutan untuk memahami kebutuhan pelanggan mereka. Oleh karena itu, layanan aplikasi berbasis digital akan digunakan tidak hanya untuk memberikan informasi kepada pelanggan tetapi juga untuk menangkap umpan balik pelanggan," tuturnya.
Informasi penerbangan juga menjadi keunggulan AP II. Pada tahap pertama Pra-Journey, hanya membutuhkan satu aplikasi dari saat pelanggan bangun sampai mereka tiba di gerbang on boarding.
"Penumpang dapat mengatur rencana sebelum menuju ke bandara dengan menggunakan penerbangan dan sistem informasi yang tersedia di aplikasi ini. Sistem penerbangan dan informasi memberikan informasi tentang jadwal penerbangan, gerbang, terminal dan juga catatan," jelasnya.
Masalah paling umum yang terjadi di bandara Indonesia adalah ketersediaan moda transportasi ke/dari bandara, terutama pada jam sibuk. Jalur antrean panjang untuk taksi sering terlihat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kelebihan dari aplikasi ini adalah memberi penumpang perangkat untuk memesan taksi online terlebih dahulu setelah mereka tiba di bandara.
AP II menawarkan beberapa alternatif transportasi selain taksi. Karena AP II memiliki airport train, skytrain, shuttle bus gratis atau mobil. Kereta Bandara memungkinkan penumpang untuk bepergian dengan lebih nyaman dan efisien dari ibu kota ke terminal bandara yang ditakdirkan dan sebaliknya.
"Di tahap Airport Journey, untuk memudahkan penumpang menghubungkan semua terminal di bandara, skytrain memfasilitasi akses yang lebih mudah dari satu terminal ke terminal lain," tambah Awal.
Seperti diketahui, penumpang ingin terus berjalan hingga mereka berada di bandara. Setiap detik yang telah dilalui, kapan pun tiba di bandara sampai mereka melewati gerbang pintu dihitung. Jika ada waktu, mereka bisa melakukan check-in. Untuk mengurus kasus ini, AP II menyediakan kios Self Check-in di mana pun dapat langsung mengeluarkan e-boarding pass.
"Jadi penumpang yang ingin tidak perlu mengantri barang-barang bawaan karena ada skala bagasi di beberapa titik Kios Check-in Mandiri. Skala bagasi dikombinasikan dengan layanan jatah muatan sendiri di tepi jalan terminal," papar Awal.
Fasilitas yang ada di bandara AP II juga menjadi nilai tersendiri. Untuk memberikan panduan yang lebih jelas ke fasilitas bandara, aplikasi berbasis digital ini juga dilengkapi dengan menu panduan. Ini mengarahkan penumpang ke ruang yang nyaman, kamar anak-anak, zona anak-anak, wi-fi gratis, toilet dan ruang sholat yang nyaman.
"Lounge di bandara kami menyediakan furnitur yang ramah-tidur sehingga para penumpang merasa nyaman saat menunggu penerbangan mereka. Kami juga menyediakan beberapa tempat fungsional seperti coworking dan sudut baca," pungkasnya.
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya menerangkan, AP II banyak melakukan lompatan besar. Inovasi yang diterapkan pada seluruh bandara di bawah AP II menjadi pendukung pariwisata.
“Inovasi bandara sangat dibutuhkan. Sebab, para penumpang ini membutuhkan kemudahan sistem karena mereka memakai konsep digital. Yang jelas, penerapan smart digital airport oleh AP II akan memudahkan mobilisasi wisatawan,” ungkap Arief.
Berita Terkait
-
Terminal 3 Bandara Soetta Kebakaran di Minggu Pagi, Restoran Jadi Pemicunya
-
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tetapkan Standar Tinggi Angkut Jemaah Calon Haji
-
Terbanyak! 180 Juta Orang Melintasi Bandara Soetta untuk Mudik Lebaran 2024
-
Angkasa Pura II Antisipasi Lonjakan 2 Juta Penumpang Saat Mudik Lebaran di Bandara Soekarno-Hatta
-
Dukung Pertumbuhan Pariwisata, AP II dan Stakeholder Aviasi Bahas Peningkatan Penerbangan
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Dari Gamifikasi Hingga Live Streaming: Intip Tren Filantropi Digital yang Digandrungi Gen Z
-
Mengintip Garis Keturunan Prabowo Subianto dari Sultan HB I dan Sultan Agung Mataram
-
Menkeu Purbaya Bikin Gempar Muncul di TikTok: Kita Akan Kaya Bersama
-
5 Zodiak Diramal Paling Beruntung 28 September 2025: Keuangan Lancar, Senyum Lebar
-
Naufal Takdir Al Bari: Kisah Singkat Pesenam Muda Berbakat yang Meninggal Dunia di Rusia
-
Sunscreen vs Sunblock Lebih Bagus Mana? Ini Perbedaan untuk Kulit
-
Ramalan Zodiak 28 September 2025: Harapan Semua Zodiak, Tapi Aquarius dan Leo Perlu Waspada
-
Ragasa Mengamuk! Topan Terkuat 2025 Luluh Lantakkan Asia Timur, Indonesia Waspada
-
Cerita 103 Lebih Lapangan Kerja Hijau Tercipta dari Desa hingga Pesisir
-
Kesetaraan hingga Realita Pendidikan, Puluhan Desainer Bawa Pesan Kehidupan di Journey in Elysium