Suara.com - Belajar Membingkai Imaji Anak Pesisir Cilincing Lewat Kelas Jurnalis Cilik
Area pesisir Cilincing identik dengan kawasan nelayan dengan kehidupan sosial ekonomi yang keras.
Tapi di saat yang sama, Cilincing juga dikenal dengan lokasi historisnya yang melegenda, seperti krematorium Cilincing sampai Wihara Lalitavistara.
Untuk memperkenalkan sisi historis tersebut, seorang warga setempat membentuk satu komunitas belajar bertajuk Kelas Jurnalis Cilik atau KJC.
Menurut sang founder, Syamsudin Ilyas, Kelas Jurnalis Cilik adalah sebuah kelas lapangan untuk mewadahi anak-anak pesisir Cilincing belajar mengenai ilmu-ilmu dasar jurnalistik.
Ilyas memulai semuanya pada 2018 lalu. Kelas dibuka dengan jumlah peserta sampai 109 anak mulai dari tingkat SD sampai SMP. Tapi lambat laun, mereka yang bergabung dengan Kelas Jurnalis Cilik menyusut menjadi 33 anak.
"Semua tersaring dengan sendirinya," kata Ilyas kepada Suara.com, baru-baru ini.
Untuk mendapat 109 anak yang menjadi peserta awal, ternyata Ilyas harus sedikit banyak berjuang.
Beberapa orang tua peserta memberikan pertanyaan tentang tujuan diadakannya kegiatan tersebut.
Baca Juga: Komunitas Pelangi Wastra Ingin Kain Indonesia Dicintai Milenial
Tapi ia bertekad tetap menjalankan kegiatan positif dengan alasan untuk memberikan memori baik bagi anak-anak pesisir di Cilincing.
"Karena anak-anak sudah kebentuk dari kenakalannya. Jadi saya ingin memberikan ilmu positif untuk anak-anak," tambahnya.
Apalagi, tambah Ilyas, lokasi tempat ia mengajar masuk dalam kawasan sosial ekonomi yang keras.
Anak-anak terbiasa bekerja setelah pulang sekolah, terlalu sering bergaul dengan orang dewasa, dan terbiasa bicara dengan bahasa yang kasar.
"Apalagi ruang bermain juga hampir tidak ada. Kita punya laut tapi disekat jadi anak-anak tidak ada akses ke pantai," ujarnya lagi.
Lalu kenapa ilmu jurnalistik yang diajarkan? Ternyata Ilyas merupakan seorang fotografer jurnalistik. Saat ini ia bekerja sebagai fotografer lepas untuk beberapa media di Indonesia.
Tapi selain itu, Ilyas mengaku ingin melatih watak dan mental anak-anak supaya dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
Untuk menjalankan Kelas Jurnalis Cilik sendiri, Ilyas beberapa kali dibantu oleh teman-teman jurnalis berbagai platform mulai dari online hingga televisi.
Mereka gotong-royong ikut memberikan materi pembelajaran sampai udunan membantu jalannya kelas.
Kelas sendiri dibuat selama empat bulan masa pembelajaran. Satu bulan pertama, anak-anak diajari teknik dasar penulisan dan wawancara. Bulan kedua, mereka diberikan penganalan alat merekam dan alat-alat kerja jurnalistik lainnya termasuk kamera untuk memotret.
Bulan ketiga, anak-anak diajari teknik dasar dan pemberian materi dari teman-teman wartawan lain. Memasuki bulan keempat, anak-anak dibiarkan melakukan pemotretan dan menyiapkan pameran sebagai tanda kelulusan.
Tempat-tempat yang dijadikan kelas lapangan juga cukup memarik. Di antaranya adalah krematorium Cilincing, area pengupasan kerang hijau, saung nelayan, dan area belah kapal.
Keempat area tersebut dianggap sangat dekat dengan anak-anak namun juga memiliki nilai cerita yang sangat tinggi.
"Setelah empat bulan, kami melakukan pameran dan memanfaatkan ruang publik di area perkampungan Cilincing," jelasnya.
Untuk urusan peralatan terutama kamera, Ilyas memiliki 3 senjata utama yakni dua DSLR dan satu ponsel pintar miliknya.
Sayang, ponsel tersebut sudah bonyok dibanyak sisi karena sering terjatuh ketika digunakan sebagai alat praktik.
Meski dibuat laiknya kelas formal dengan ketentuan pertemuan seminggu sekali setiap hari Sabtu, tapi kini Kelas Jurnalis Cilik telah berubah menjadi komunitas kegiatan baik bagi anak-anak Cilincing.
Angkatan pertama yang telah 'lulus' akan tetap dipantau oleh Ilyas dan penggerak KJC lain sembari tetap menjalankan KJC angkatan-angkatan selanjutnya.
Setiap Sabtu atau Minggu, anak-anak selalu berkumpul melakukan jogging bersama, berlari kecil mengitari perkampungan nelayan di Cilincing.
Mereka bercerita tentang apa saja, termasuk sedikit demi sedikit mempersiapkan kegiatan selanjutnya.
"Angkatan pertama ini akan ikut Jakarta International Photo Festival pada Juli dan ini batu pertama kali di Indonesia. KJS akan presentasi di sana."
Kata Ilyas, Kelas Jurnalis Cilik angkatan kedua akan dimulai akhir April 2019 ini.
Meski belum mendapat susunan anak calon didik, Ia sudah membatasi hanya sekitar 50 kuota. Kelas sendiri dibuka secara gratis tapi hanya diperuntukkan bagi anak-anak Cilincing.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
10 Kebiasaan Skincare yang Bisa Membuat Jerawat Muncul Lebih Parah
-
5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
-
Sambut Natal dan Tahun Baru, Aryaduta Menteng Hadirkan Magical Festive Season
-
7 Rekomendasi Kado Hari Ibu, Spesial Peralatan Masak Estetik untuk Ibu Mertua
-
Bukan Tax On Location, Ini Arti Kata "Tol" yang Sebenarnya dan Sejarahnya di Indonesia
-
Resep Es Teler Creamy, Mudah Dibuat Sendiri di Rumah
-
Usia 50-an Sebaiknya Pakai Skincare Apa Saja? Ini Saran Dokter Kulit agar Awet Muda
-
Perangkat Rumah Tangga Pintar Kian Diminati Generasi Urban yang Serba Praktis di 2025
-
25 Desain Kartu Ucapan Natal dan Tahun Baru Kekinian, Bisa Diedit dan Download Gratis
-
6 Macam Serum untuk Usia 50 Tahun, Bantu Atasi Tanda Penuaan