Suara.com - Menjelang Lebaran, banyak warga mulai bersiap-siap untuk mudik. Diprediksi, puncak mudik akan mulai terjadi H-7 Lebaran, ayau pada tanggal 29 Mei mendatang. Nah, agar mudik tetap aman dan nyaman, para pemudik diminta untuk mempersiapkan kondisi tubuh selama perjalanan mudik.
Disampaikan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, SpOG (K) MARS, para pemudik diimbau untuk mewaspadai beberapa penyakit yang muncul di kala mudik.
"Biasanya karena kelelahan, lalu ISPA atau infeksi saluran napas atas itu tetap ada. Diare juga bisa terjadi karena kebersihan makanan yang dikonsumsi," ujar dr. Bambang dalam temu media Persiapan Mudik Sehat di Kementerian Kesehatan, Kamis (23/5/2019).
Selain diare karena makanan yang kurang bersih, dr. Bambang juga meminta masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah makan karena dapat menjadi potensi masuknya bakteri di dalam tubuh.
"Cuci tangan juga harus diperhatikan. Kalau mau makan harus cuci tangan dulu yang benar. Pakai air mengalir, atau kalau tidak ada, pakai botol atau gayung. Lalu pakai sabun dan digosok pada semua sisi. Jangan lupa dikeringkan," ujar dr. Bambang.
Nah, saat mengeringkan tangan, dr. Bambang mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan handuk bersama yang diletakkan di toilet umum. Menurutnya handuk tersebut bisa menjadi media penularan bakteri karena digunakan semua orang.
"Biasanya ada handuk yang digantung di toilet umum. Ini bisa bahaya karena bakterinya banyak, lembab. Kalau bisa pakai pengering. Atau dijemur di panas matahari," tambah dia.
Selain itu dr Bambang juga meminta pemudik yang hamil untuk memahami kondisinya. Ketika merasa tidak mampu melakukan perjalanan jauh, maka ia memgimbau untuk tidak memaksakan diri.
Baca Juga: Antisipasi Kesehatan saat Mudik 2019, Kemenkes Siapkan 6047 Fasyankes
"Harusnya bisa ukur diri sendiri. Tahu mana yang prioritas. Hamil ada flek masa mau berangkat. Prinsipnya tidak ada larangan. Tapi kalau kontraksi terus menerus, flek, stres fisik psikis itu bisa emperberat kontraksi. Kalau tidak ada penyulit tidak dilarang, tapi baiknya diukur mana yang diprioritaskan," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Cancer Tidak Cocok dengan Zodiak Apa? Ini 6 Zodiak yang Sebaiknya Dihindari
-
Siapa D4vd? Musisi yang Disorot usai Penemuan Jenazah Remaja di Tesla Miliknya
-
Prompt Gemini AI Terbaik untuk Edit Foto Liburan di Nusa Penida Bali
-
Bilqis Anak Ayu Ting Ting Sekarang Umur Berapa? Jawaban soal Ayah Bikin Ibunya Salut
-
5 Moisturizer Jepang Terbaik: Kulit Cerah, Sehat, dan Terhidrasi Sempurna
-
Ilustrasi Indonesia Bicara di Panggung Dunia Lewat JICAF 2025
-
AI Search di Indonesia: Cara Cari Info Jadi Lebih Cepat dan Relevan
-
Apakah PPPK Paruh Waktu Dapat Gaji 13 dan THR? Begini Aturan Resminya
-
Canape Rasa Nusantara, DEWATA Bikin Gado-Gado dan Es Teler Jadi Kudapan Elegan!
-
5 Bedak Murah Berkualitas yang Hasilnya Mulus Natural, Harga Mulai Rp20 Ribuan