Suara.com - Jogja Cross Culture Pukau Pengunjung di Titik Nol.
Jogja Cross Culture (JCC) digelar meriah di Titik Nol Kilometer, Yogyakarta, Sabtu (3/8/2019) malam.
Dalam kegiatan kebudayaan itu, Wayang Ukur dipentaskan di hadapan ribuan pengunjung. Tak kurang dari satu jam kolaborasi Wayang Ukur yang dimiliki oleh Maestro Wayang Ukur Ki Sigit Sukasman menampilkan tata lampu yang atraktif.
Memainkan lakon Kancing Jaya pentas Wayang Ukur ini menceritakan perjalanan hidup Gatotkaca dari lahir sampai menjadi raja di Pringgodani. Tanpa meninggalkan esensinya penampilan Wayang Ukur dilengkapi tokoh Gatotkaca yang muncul di tengah-tengah pertunjukan sebagai penguat cerita.
Kolaborasi Wayang Ukur milik Maestro Wayang Yogyakarta dengan delapan dalang generasi milenial membuat kawasan plasa Monumen SO1 maret hingga kawasan nol km padat. Pengunjung dengan teratur duduk lesehan hingga tengah jalan.
Pagelaran kali ini mencatatkan sebuah proses fase demi fase penyatuan para dalang. Diawali dengan kegiatan workshop Wayang Ukur, para dalang muda yang awalnya hanya mendengar tentang keunikan Wayang Ukur, kini memiliki kesempatan untuk menyentuh bahkan memainkannya dalam sebuah pementasan.
Bagi dalang-dalang muda, konsep Jogja Cross Culture-lah yang mempertemukan mereka dengan Wayang Ukur. Hal ini merupakan sebuah penghargaan dan pengalaman pertama yang berharga dalam perjalanan pedalangan mereka.
Dalam pembukaan Jogja Cross Culture, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi memyampaikan, JCC adalah cara menampilkan kekayaan budaya serta kultur-kultur yang ada di kota Jogjakarta dan sekitarnya. Hal-hal yang berkaitan dengan nusantara maupun kultur yang ada di belahan dunia lain, Eropa, Cina, Timur tengah dan sebagainya.
"Hal ini menunjukkan kepada dunia bahwa orang-orang Jogja dalam bergaul, dan bersinggungan dengan budaya dunia mampu membuat hidup satu sama lain," lanjutnya.
Baca Juga: Keseruan Lomba Dalang Gaya Solo dan Yogyakarta di Cilandak
"Bagaimana sebagai manusia jogja dengan seni dan budaya yang bersentuhan dengan dunia yang lain justru mempunyai kekuatan daya tarik dan ekspresi yang menarik. perkawinan seni tradisi budaya lain yang ada di dalam negeri maupun dari luar bisa hadir di sini," tandas Heroe.
Tentang Wayang Ukur
Wayang ukur adalah sebuah gagasan ‘menyimpang’ dari pementasan wayang kulit pada umumnya. Maestro wayang asal Mergangsan Yogyakarta, Ki Sigit Sukasman (alm), mengenalkan kepada publik Wayang Ukur ini pada era 60 an.
Resah dengan semakin menipisnya anak muda yang menggemari pertunjukan wayang kulit, la melakukan eksperimen dengan menciptakan wayang kulit genre baru. Dengan kaidah seni rupa dan teknik tata cahaya yang baru, ia menciptakan seni pertunjukan kontemporer wayang sebagai seni bayang-bayang dengan memadukan unsur-unsur seni tari, teater, gamelan, dan seni sastra yang tidak lagi tunduk pada konvensi tradisi.
Alih-alih mendapat dukungan, Ki Sukasman justru mendapat cemoohan dari rekan sesama dalang. Sukasman bahkan pernah dituduh sengaja merusak pakem wayang. Sebab, selain melakukan perubahan dalam pementasan wayang, Ki Sukasman juga merombak ‘tata sungging’ wayang yang telah ada.
Konsep wayang ukur yang paling mencolok adalah kelir (layar-red) bukan difungsikan sebagai pembatas antara dalang dengan penonton tetapi menjadi bagian dari ‘properti’ pementasan. Lebih dari itu, kelir menjadi media untuk menampilkan ilustrasi 3 dimensi untuk memperkuat ilustrasi lakon.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Dari Singkong Jadi Solusi Dunia: Bioplastik Greenhope Curi Perhatian di Expo Osaka 2025
-
UMKM Kini Bisa Punya Toko Online Sendiri, Gratis di Tahap Awal!
-
Urutan Penggunaan Skincare Skintific di Pagi dan Malam Hari: Rahasia Kulit Glowing dan Sehat!
-
10 Sunscreen SPF 50, Lindungi Kulit dari Flek Hitam dan Jerawat Tanpa White Cast
-
15 Rekomendasi Jurusan Soshum Terbaik dan Fakultasnya di Indonesia
-
Agustina Wilujeng: Membaca Bukan Sekadar Hobi, tapi Jalan Jadi Pemimpin yang Menginspirasi
-
5 Sunscreen Favorit 2025 untuk Kulit Kering dan Berjerawat: Kulit Lembap Tanpa Bikin Breakout Parah!
-
Nikmat Sekaligus Sehat, Restoran Ini Sajikan Kolaborasi Menu Spesial Ayam Probiotik
-
12 Ramalan Zodiak Terbaru 4 Oktober 2025: Cancer Moody, Gemini Lagi Deg-degan
-
4 Zodiak Paling Beruntung Hari Ini 4 Oktober 2025: Gemini Berpeluang Naik Gaji