Suara.com - Indonesia menghasilkan 9 juta ton sampah plastik setiap tahun, dan angka tersebut terus meningkat. Bahkan, sampah plastik menyumbang sebesar 14% dari total keseluruhan sampah di Indonesia, membuat Indonesia sebagai negara kedua terbesar penghasil sampah plastik di dunia. Bayangkan berat 3 juta ekor gajah, itulah gambaran banyaknya sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia setiap tahunnya.
Tisa Mafira, Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), mengatakan bahwa tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia masih sangat rendah, hanya berada pada angka 9-10 %. Sebagian besar sampah plastik berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, dan sisanya berakhir di ekosistem seperti lautan. Jika permasalahan ini tidak segera ditangani, maka diprediksi tahun 2050 jumlah sampah plastik di lautan akan lebih banyak daripada ikan yang hidup di dalamnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan standar kemasan plastik nasional. Ditemui dalam konferensi pers Rabu (21/8/2019), Kris Widjaja, Pencetus Konsep Furec (Fully Recyclable), mengulas standar plastik kemasan daur ulang yang sesuai standar.
"Pastinya harus ramah lingkungan. Sehingga dapat menjawab permasalahan plastik yang menjadi risiko permasalahan sampah. Dengan formulasi plastik yang dikembangkan melalui kolaborasi dengan beberapa pelaku industri daur ulang. Maka dapat tercipa kemasan plastik ramah lingkungan dengan tingkat daur ulang mencapai 90%," ujar Kris Widjaja kepada Suara.com.
Mengedepankan standarisasi plastik yang aman, sebagai salah satu produsen kemasan plastik nasional, Primapack memproduksi kemasan plastik yang sesuai dengan standar. Selain itu, kemasan plastik dilengkapi dengan logo, jadi memudahkan pengepul untuk mengidentifikasi dan memilah sampah plastik yang dapat didaur ulang.
Dengan dukungan dari pemerintah terhadap standarisasi Furec, diharapkan sampah plastik dapat ditekan hingga menjadi dibawah 1 juta ton per tahun. Standarisasi kemasan juga akan semakin mendukung target pemerintah untuk dapat meningkatkan pengolahan suatu produk yang sudah tidak terpakai dan hanya menjadi sampah (no-value untuk disulap oleh industri daur ulang sebagai produk rumah tangga atau value-added product).
"Memahami bahwa polusi sampah plastik merupakan tantangan yang harus diselesaikan secara menyeluruh, ditambah dengan dukungan dan partisipasi dari semua pihak terhadap target pemerintah untuk mengurangi sampah plastik," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
4 Pilihan Mouth Spray untuk Perokok, Murah dan Ampuh Hilangkan Bau Rokok
-
3 Rangkaian Anti-Aging Olay, Diklaim Mampu Buat Wajah 10 Tahun Lebih Muda
-
4 Paket Skincare Anti-Aging Rp 100 Ribuan, Bisa Cegah Penuaan Dini di Usia 30-an
-
Solidaritas untuk Sumatera, 14 Daerah Larang Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru 2026
-
5 Tempat Sewa Alat Grill & BBQ di Jogja, Murah Mulai Rp 100 Ribuan
-
Apa Itu Cancel Culture: Ujian Reputasi di Era Serba Viral
-
8 Rekomendasi Moisturizer Olay untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an
-
Belanja Sampai Tengah Malam, Jakarta Premium Outlets Gelar Midnight Sale dan Diskon Akhir Tahun
-
7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
-
6 Rekomendasi Moisturizer SKIN1004, No 3 untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an